GORONTALO - Langkah berani dilakukan mantan Ketua DPC Demokrat Boalemo Ismiyati Saidi memberikan kesaksian pada sidang atas terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games Muhamad Nazaruddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (12/3), berbuntut panjang. Akibat kesaksiannya ini, Ismi mendapat teror dan diancam akan dibunuh oleh orang tidak dikenal.
Pengakuan ini disampaikan Ismiyati Saidi ketika dihubungi Gorontalo Post (JPNN Group) via telpon selulernya. Di balik telepon, Ismiyati Saidi mengaku dirinya sempat menerima pesan singkat seluler dari pihak tak dikenal. Pesan singkat ini berisi bahwa dirinya akan dibunuh lantaran berani memberikan kesaksian pada kasus dugaan suap wisma atlet serta memberikan keterangan menerima uang untuk pemenangan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum DPP Demokrat pada Kongres di Bandung 2010 lalu.
"Saya menerima teror akan dibunuh orang tidak dikenal yang disampaikan lewat SMS. Pesan ini saya terima setelah saya memberikan kesaksian atas kasus dugaan wisma atlet," aku Ismiyati Saidi tadi malam.
Padahal sambung Ismiyati Saidi, kesediaan atas kesaksian dirinya itu tidak ada niatan menyudutkan pihak manapun. Sebab dari kesaksian ini semata-mata demi menegakkan kebenaran dari apa yang pernah dilihat dan dialaminya sewaktu kongres Demokrat di Bandung. "Lagi pula saya diminta bersaksi tidak bermaksud ingin dikenal publik. Tetapi saya ingin benar-benar menegakkan kebenaran dari apa yang pernah saya saksikan," tegas Ismiyati Saidi.
Ditanya apakah Ia tidak takut dengan berbagai konsekuensi maupun ancaman dihadapinya? Dengan tegas Ismiyati Saidi mengatakan dirinya sudah siap dengan konsekuensi yang akand diterimanya, termasuk dari internal partai. Bahkan ia mengatakan dalam kesaksian pada persidangan ini, dirinya datang tanpa menggunakan pengawalan dari pihak mana pun. Hal ini membuktikan bahwa Ismiyati Saidi tidak pernah gentar dari bentuk apa pun dihadapinya, baik itu berupa konsekuensi ataupun ancaman atas keselamatan.
"Saya yakin kalau sesuatu kita niatkan dengan baik dan demi kebenaran, maka itu Insya Allah tidak akan ada hambatan," ujar Ismiyati.
Mantan Ketua DPC Demokrat Boalemo itu tampil dengan busana khas berwarna biru dibalut jilbab hitam memberikan kesaksikan di hadapan majelis hakim terkait penerimaan sejumlah uang pada Kongres Partai Demokrat di Bandung 2010 lalu. Dalam kesaksiannya Ismi mengaku pernah menerima sejumlah uang dengan tujuan memenangkan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum DPP Demokrat.
Ismiyati menyampaikan kronologis saat uang pertama kali diterima ketua DPC Demokrat saat itu ketika di Hotel Sultan, Jakarta jelang Kongres Demokrat akan dilangsungkan. Dalam kesempatan ini oleh pihak panitia pemenangan AU mengarahkan sejumlah ketua DPC di hotel tersebut untuk memilih AU sebagai ketua umum. "Pada kesempatan itu pihak tim sukses pemenangan AU membagi-bagikan uang senilai Rp 15 juta kepada DPC Demokrat, termasuk saya sendiri dari DPC Demokrat Boalemo," tandas Ismiyati Saidi yang juga masuk dalam kubu pemenangan AU.
Ismiyati Saidi mengutarakan, dirinya menerima dana tersebut sebanyak 4 kali, di mana untuk kedua kalinya juga mendapat bagian Rp 15 juta dari panitia pemenangan Anas. Sedangkan penerimaan uang selanjutnya ketika kongres Demokrat akan dilaksanakan yakni oleh panitia memberikan uang 2000 dollar Amerika Serikat dan disusul oleh para ketua DPC diminta membuat suatu perjanjian bermaterai yang isinya kesediaan memilih AU ketika bersaing dengan Marzuki Ali. "Dari isi suarat perjanjian ini menyebutkan bahwa setiap ketua DPC memilih AU akan diprioritaskan maju pada pemilihan kepala daerah di masing-masing daerah," ungkap Ismiyati Saidi saat persidangan.(nrt)
BACA ARTIKEL LAINNYA... E-KTP Medan Capai 67 Persen, Mendagri Puas
Redaktur : Tim Redaksi