"Gencatan senjata ini bisa berlangsung sembilan hari atau sembilan minggu bahan lebih tapi bila ini tak bertahan maka kami sudah siap (melancarkan serangan)," ujar Barak seperti dikutip AFP, Kamis (22/11).
Barak mengaku lega dengan genjatan senjata yang akhirnya disepakati kedua pihak. Pasalnya bila konflik terus berlanjut, maka Israel terpaksa harus menginvasi Gaza dengan operasi darat besar-besaran.
"Itu (invasi) akan menciptakan situasi dimana kami harus menetap di Gaza selama bertahun-tahun dan saya tidak yakin kalau itu adalah langkah yang tepat," jelas mantan perdana menteri Israel itu.
Karena itu, menurut Barak, hal terpenting saat ini adalah komitmen dari semua faksi di Palestina untuk menghormati gencatan senjata. Yang berarti menghentikan segala bentuk serangan dari Gaza ke wilayah Israel.
Bila pihak Palestina mampu melakukan ini Israel bersedia mengizinkan warga Palestina untuk mendekati perbatasan wilayahnya. Selama ini tentara Israel menganggap pagar perbatasan Israel-Gaza dan wilayah sekitarnya sebagai zona perang dan terlarang bagi warga Palestina.
"Jika perdamaian dapat bertahan maka tidak ada alasan untuk melarang petani Palestina untuk menggarap lahan mereka disekitar perbatasan" pungkasnya.
Sekedar diketahui, sejak Rabu pagi hingga saat ini kedua belah pihak masih berhasil mempertahankan gencatan senjata. Baik serangan udara Israel, maupun serangan roket dari Gaza telah berhenti total sejak gencatan senjata diberlakukan.
Gencatan senjata ini mengakhiri konflik di Gaza yang telah berlangsung selama satu minggu terakhir. Konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 100 orang warga Palestina dan setidaknya 3 orang warga sipil Israel.(dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Iran Pasok Hamas Teknologi Roket Fajr-5
Redaktur : Tim Redaksi