jpnn.com, YERUSALEM - Amerika Serikat (AS) menggenapi janjinya. Kemarin, Senin (14/5), Presiden Donald Trump mengutus putrinya, Ivanka, dan sang menantu, Jared Kushner, ke Israel. Tepatnya ke Yerusalem. Tujuannya, meresmikan kedutaan besar (kedubes) baru di kota yang diklaim sebagai ibu kota Israel dan Palestina tersebut.
Negeri Paman Sam sengaja memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv ke Yerusalem saat Israel merayakan hari jadi ke-70.
BACA JUGA: Jelang Pembukaan Kedubes AS di Yerusalem, Israel Waswas
Pada hari yang sama, penduduk Palestina memperingati Nakba alias hari kesengsaraan. Sebab, pada hari itulah, status pengungsi melekat pada diri warga Palestina.
Kemarin pengamanan di seluruh perbatasan Israel dan Palestina dilipatgandakan demi mengantisipasi bentrok.
BACA JUGA: Anies Tegaskan Komitmen Indonesia soal Palestina
Namun, bagi Osama Barham, aktivis Palestina di Yerusalem, pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem bukanlah masalah utama yang membuat penduduk Palestina turun ke jalan.
”Status Yerusalem adalah kota yang terjajah. Jadi, pemindahan kedubes (AS) ke lokasi baru di Yerusalem Barat tidak lantas menciptakan masalah besar bagi kami,” ungkapnya sebagaimana dilansir Al Jazeera.
BACA JUGA: Jokowi: Indonesia Kecam Pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem
Yang membuat rakyat Palestina geram, menurut Barham, adalah sikap semena-mena pemerintah Israel. Belakangan dengan adanya unjuk rasa di Jalur Gaza, represi terhadap masyarakat Palestina meningkat.
”Orang-orang Palestina yang tinggal di Yerusalem bagaikan hidup dengan ratusan duri di kepala mereka. Tekanan datang dari berbagai arah,” tegas Barham.
Kemarin bersama ratusan penduduk Palestina yang tinggal di Yerusalem, Barham berunjuk rasa di gerbang Damaskus. Itu merupakan gerbang pintu utama masuk ke Kota Tua Yerusalem.
Setiap Jumat gerbang itulah yang menjadi akses pria-pria Palestina di Yerusalem untuk mengikuti salat Jumat di Masjidil Aqsa. ”Yang paling berbahaya bagi kami adalah Israelisasi masyarakat Palestina di Yerusalem,” seru Barham.
Kepada BBC, sumber di Washington melaporkan bahwa Kedubes AS yang baru di Yerusalem tidak akan langsung beroperasi. ”Untuk sementara, kedubes akan menjalankan fungsinya dari kompleks Konsulat Jenderal (Konjen) AS di Yerusalem. Sebagian kecil dari kompleks itu akan berfungsi sebagai kedubes,” kata sumber tersebut.
Gedung konjen baru akan menjadi kedubes secara resmi setelah yang di Tel Aviv ditutup. (hep/c6/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aksi Indonesia Bebaskan Baitul Maqdis, Inilah Tuntutannya
Redaktur & Reporter : Adil