jpnn.com, JAKARTA - Pengadaan mobil baru Istana Kepresidenan senilai Rp 8,35 miliar yang akan digunakan untuk antar jemput tamu negara menuai kontroversi.
Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga mengatakan jika kondisi Indonesia normal, bagi negara uang sebesar itu hanyalah recehan dan rakyat juga tidak akan mempersoalkan.
"Hanya saja, untuk saat ini, bagi rakyat yang terpuruk ekonomi akibat pandemi Covid-19, uang sebesar itu tentu dinilai sangat besar," kata Jamiluddin kepada JPNN.com, Selasa (8/2).
"Rakyat yang makan saja sudah susah, tentu merasa miris uang sebesar itu bukan digunakan untuk membantu menyambung hidupnya."
Dosen Universitas Esa Unggul itu menilai Istana terkesan lebih mementingkan mobil baru, sementara sebagian rakyat untuk makan normal saja sudah sulit.
"Rakyat merasa makin miris manakala utang negara yang terus bertambah," lanjutnya.
Mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta itu juga menyebutkan di mata rakyat, dalam kondisi keuangan negara seperti itu, tidak pantas Istana membeli mobil baru hanya untuk kepentingan antar jemput tamu negara.
"Kesannya Istana seperti besar pasak daripada tiang. Hal itu juga mengesankan Istana sudah kehilangan sense of crisis. Istana seolah sudah tak punya empati atas kesulitan rakyatnya," ujar Jamiluddin.
Dia juga menyebutkan seharusnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunda pembelian mobil baru tersebut dan menunjukkan masih memiliki sense of crisis.
Pengadaan kendaraan bermotor tahun anggaran 2022 untuk Istana Kepresidenan itu senilai Rp 8.315.976.200,00 bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dikutip dari laman resmi LPSE Kemenkeu, tanggal pembuatan tender ialah 7 Januari 2022 diikuti oleh 36 peserta dan kini berstatus telah selesai. (mcr8/jpnn)
BACA JUGA: Jenderal Dudung Singgung HRS dan Habib Bahar, Aziz Yanuar Bereaksi Begini, Simak
BACA ARTIKEL LAINNYA... Zainal Meninggal Dunia Saat Dibaluri Minyak Oleh Terapis, Geger!
Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Kenny Kurnia Putra