jpnn.com, JAKARTA - Kantor Staf Presiden (KSP) meyakini penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen sudah mempertimbangkan kesiapan warga sekolah. KSP pun akan memantau pelaksanaan PTM ke depannya.
Deputi II KSP Abetnego Tarigan mengatakan pihaknya melihat sarana dan prasarana protokol kesehatan (prokes) dan pemahaman warga sekolah tentang Covid-19 sudah memadai berdasarkan hasil pemantauan.
BACA JUGA: PTM 100 Persen, Siswa Tetap Bisa Belajar Daring
"Capaian vaksinasi warga sekolah juga saat ini sudah hampir 100 persen," ujar Abetnego dalam keterangannya, Selasa (4/1).
Abetnego juga mengungkapkan alasan lain pemerintah memberlakukan PTM dengan kapasitas 100 persen.
BACA JUGA: Habib Bahar Berpesan Ini Kepada Kuasa Hukumnya
Dia menilai PTM penting untuk mencegah terjadinya loss learning atau kehilangan belajar akibat pembelajaran daring yang sudah berjalan hampir dua tahun.
"Selama pandemi kondisi pendidikan di Indonesia bisa dikatakan tertinggal dibanding dengan negara-negara lain, ini yang harus kita kejar," kata Abetnego.
Abetnego menyatakan pembelajaran daring memberikan beban psikologis dan mengubah pola belajar peserta didik.
Terlebih lagi keterampilan orang tua dalam mendampingi dan mengajar peserta didik tidak semua sesuai dengan standar.
Oleh karena itu, menurutnya, KSP ikut mendorong pemerintah untuk memberlakukan PTM 100 persen dengan pengawasan ketat. Di antaranya, melalui pemeriksaan surveilans terhadap warga sekolah secara acak dan rutin kerja sama sekolah, Dinas Pendidikan (Disdik), dan Dinas Kesehatan (Dinkes).
"Nanti jika ditemukan kasus baru bisa segera dimitigasi dan cepat diambil langkah pengendaliannya," kata Abetnego. (tan/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Fathan Sinaga