jpnn.com, JAKARTA - Istilah PSIKOWER tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Istilah itu pertama kali dicetuskan oleh Mustofa Nahrawardaya melalui akun @NetizenTofa untuk menyebut kader PSI pendukung Jokowi.
Istilah itu lantak menjadi populer dan istilah kekinian dalan merujuk situasi politik Nasional.
BACA JUGA: Sekjen PSI Sebut Pak Tito Jenderal Keren, Ini Alasannya
Dalam cuitannya di akun Twitter @NetizenTofa menyerukan bahayanya "PSIKOWER" dalam perbincangan politik nasional.
"Saya perkenalkan istilah baru : PSIKOWER. Sebagai gerombolan varian baru selain Ahoker dan Jokower. Lebih berbahaya".
BACA JUGA: Jokowi Ternyata Sudah Tentukan Nama Cawapresnya
Pro dan kontra atas cuitan Mustofa Nahrawardaya, ditanggapi positif oleh Abi Rekso melalui akun @abirekso.
"@NetizenTofa sadarilah, istilah PSIKOWER itu adalah indikasi kecerdasan anda dalam melakukan kritik terhadap @psi_id"
BACA JUGA: Pilpres 2019: 1 Dari 5 Tokoh Ini Pas jadi Pendamping Jokowi
Abi Rekso yang juga peneliti Indonesia Watch for Democracy (IWD), menjelaskan mengapa dirinya secara lugas mengkaitkan PSIKOWER dengan Partai Solidaritas Indonesia.
"Disitulah cerdas dan bernas seorang Mustofa Nahrawardaya. PSI sebagai sebuah partai baru harus mendengarkan pandangan orang seperti Tofa"
Selanjutnya, Abi Rekso juga menekankan bahwa selama ini PSI memang mendukung Presiden Jokowi. Dirinya juga sepemahan dengan Mustofa bahwa PSI akan lebih berbahaya dari Ahoker dan Jokower.
"PSI menjadi berbahaya karena selalu menjadi lawan tanding dari penghujat Jokowi. Seperti Fahri Hamzah dan Fadli Zon misalnya. Ditambah Fahri dan Fadli selalu enggan bertemu dengan PSI. Jadi, wajar jika PSI harus diwaspadai" tutup Abi Rekso. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tsamara PSI: Saya Yakin Pak Fadli Zon Pemberani
Redaktur : Adil
Reporter : Adil, M. Fathra Nazrul Islam