Istimewa! Belasan Orang Pintar Jadi Caleg PDI Perjuangan

Kamis, 02 Agustus 2018 – 15:51 WIB
Kegiatan pembekalan bertema Pelatihan Singkat Caleg Akademisi-Pemikir Pejuang di DPP PDIP, Kamis (2/8). Foto: DPP PDIP for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - PDI Perjuangan mengumpulkan para akademisi yang kini menjadi bakal calon anggota legislatif (bacaleg) partai berlambang kepala banteng itu. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu membekali para bacalegnya yang berlatar belakang akademisi melalui Pelatihan Singkat Caleg Akademisi-Pemikir Pejuang di DPP PDIP, Kamis (2/8).

Ada 19 akademisi bergelar doktor ataupun bertitel doktor yang kini caleg PDIP hadir pada pembekalan itu. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, perekrutan para akademisi sebagai caleg itu merupakan ikhtiar partai pemenang Pemilu 2014 itu dalam rangka kaderisasi.

BACA JUGA: Optimisme Ian Kasela bersama PDI Perjuangan Menuju Senayan

Hasto menuturkan, PDIP saat masih bernama PDI di era Orde Baru tak bisa melakukan kaderisasi karena harus berhadapan dengan represi penguasa saat itu. “Hari ini adalah keistimewaan karena selama 32 tahun tidak ada orang pintar yang bergabung dengan PDI Perjuangan,” kata Hasto saat menyampaikan kata sambutan.

Menurut Hasto, para caleg PDIP berlatar akademisi itu digembleng dengan materi tentang Trisakti, terutama paradigma ekonomi berdikari. “Bagaimana kita berdikari berdiri di atas kaki sendiri dengan seluruh aspek kehidupan kita, di tengah perkembangan liberalisasi ekonomi dan juga politik yang luar biasa belakangan ini,” ujarnya.

BACA JUGA: NasDem dan PDIP Bersaing Ketat di Pileg 2019

Hasto menambahkan, Indonesia harus mandiri di bidang pangan dan energi. “Indonesia tidak boleh dijajah oleh impor,” tegas Hasto.

Untuk itu, kata Hasto, PDIP terus mendorong upaya kedaulatan pangan dan energi. Caranya dengan mendorong riset.

BACA JUGA: Hasto Pastikan PDI Perjuangan Coret Caleg Korup

Hasto lantas menceritakan pertemuan antara Megawati dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 23 Februari 2018. Pertemuan itu untuk membahas rencana PDIP mengusung Jokowi lagi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

“Dalam suasana yang sangat kontemplatif, Ibu Mega berpesan agar Pak Jokowi membuat data research nasional, di mana semua data terintegrasi,” tutur Hasto.

Megawati, kata Hasto, mengharapkan data yang terintegrasi itu memuat tentang manusia, flora, fauna dan teknologi. Data ini bisa digunakan untuk pengembangan ekonomi suatu daerah secara terfokus.

Hasto lantas mencontohkan ide Megawati tentang Kabupaten Karo yang dikenal sebagai daerah pertanian. Produk pertanian dari kabupaten di Sumatera Utara itu harus berkualitas.

“Bisa dikemas dengan baik, misalnya dengan label cita rasa surga. Kemudian dari Papua fokus umbi-umbian,” urai Hasto menirukan pesan Megawati.

Mantan Menteri Lingkungan Hidup Sonny Keraf yang menjadi pembicara pada pelatihan itu mengatakan, intelektualitas para bacaleg berlatar belakang akademisi itu bisa menjadi modal untuk memperjuangkan kebenaran yang sesuai dengan nilai-nilai PDI Perjuangan. “Kebenaran yang ditujukan kepada rakyat Indonesia, kepada kemanusiaan, kepada keberagaman,” ujar Sonny.

Sedangkan Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta yang juga menjadi narasumber pada pembekalan itu menguraikan tentang amanat konstitusi mengenai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu, katanya, setiap kebijakan di bidang pendidikan dan iptek harus mengarah pada tujuan itu.

“Karena tanpa pendidikan kita tak akan pernah menjadi satu negara yang maju,” ujarnya.(jpg/ara/jpnn)

Daftar nama akademisi caleg PDIP untuk Pemilu 2019:

  1. Prof. Dr. Hasbullah Thabrani, MPH, Dr.PH (Jaminan Sosial & Ekonomi Kesehatan, Asuransi Kesehatan)
  2. Prof. DR. Dr. Razaq Thaha. M.Sc, Sp.GK (Guru Besar Universitas Hasanuddin/Pakar Kebijakan Pembangunan Gizi dan Kesehatan)
  3. Prof. Dr. Purnawan Djunadi, MPH, Ph.D (Guru Besar Universitas Indonesia/Pakar Administrasi & Kebijakan Kesehatan Masyarakat)
  4. Dr. Harris Turino Kurniawan (Dosen Program Doktorl PPIM FE Universitas Indonesia dan STIK)
  5. Diah Arimbi,S.S, MA, Ph.D (Ahli Hukum Kesehatan)
  6. Dr. Asmaeny Azis (Dosen dari Sulsel)
  7. Dr. Ulfah Mawardi, M. Pd (Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar)
  8. Tia Rahmani, M.Psi (Ketua Program Studi Psikologi Universitas Paramadina)
  9. AM. Sapri Pamulu, ST, M. Eng (Dosen di Sulsel)
  10. Dr. Abdi Yuhana (Dosen di Jabar/Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jabar)
  11. Dr. Mathius Tandiontong, SE, MM (Dekan FE Universitas Maranatha/ Wakil Bendahara DPD PDIP Jabar)
  12. Tom Maskun (Yayasan Algifari)
  13. Wilman Supondho Akbar, SH (Dosen FH Universitas Pasundan)
  14. Zuhairi Misrawi (Direktur Moderate Muslim Society)
  15. Dr. Jojor Manalu (Dosen Unika Atma Jaya)
  16. Indah Nataprawira (Paramadina)
  17. Dr. Hj. Rosiyati MH Thamrin, SE, MM (Pendiri Yayasan Sepuluh November)
  18. Dr. Riyanto Wurjaso (STIE Jayakarta)
  19. Dr. Widhi Handoko, SH, Sp.N

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekjen PDIP: Itu Hanya Strategi Politik PKS Saja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler