Kepada Radar Banjarmasin, Dewi mengungkapkan sebelum melapor ke Polda, warga yang tinggal di kawasan Komplek Banjar Indah Permai, Banjarmasin Selatan ini, juga mengadu ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk minta perlindungan hukum.
“Saya datang ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak ( PPA) Ditreskrimum Polda Kalsel ini untuk meminta perlindungan sekaligus minta petunjuk proses pelaporan ke Polda Jatim karena locus delicti (tempat kejadian) terjadi di Surabaya,” ujarnya.
Sebelumnya, Dewi juga melapor ke P2TP2A Intan Biduri Provinsi Kalsel untuk memohon perlidungan hukum terkait pemalsuan dokumen akta nikah dan akta cerai yang tidak terdaftar di Kantor Urusan Agama Kecamatan Tegalsari, Surabaya.
Ia menjelaskan, kenapa melapor di P2TP2A dan Polda Kalsel, karena ia sementara ini tinggal di Banjarmasin. Sejak menikah tahun 2001, ia tak tahu kalau akta nikahnya palsu atau tidak terdaftar di KUA Tegalsari.
“Saya sempat tanya dengan keluarga July emang gampang nikah di sini (Surabaya). Keluarganya bilang gampang cukup biodata dengan fotocopy KTP,” beber Dewi.
Begitu juga dengan surat cerai, pada tahun 2009, July menghubunginya dan mengatakan mau menceraikannya. “July bilang ia yang mengurus surat cerai. Tidak sampai satu minggu, July menelepon surat cerainya sudah jadi,” ucapnya.
Tapi, sambungnya, setelah ditunggu beberapa tahun surat cerai, July kembali menghubunginya dan mengatakan akan menikah. “Satu tahun ditunggu tidak ada, setelah tiga tahun ia bilang mau menikah. Lalu bagaimana dengan status saya ini,” imbuhnya.
Ketika kasus ini dikonfirmasi ke Kanit PPA Ditreskrimum Polda Kalsel, Iptu Hj Amalia Afifi, ia membenarkan bahwa Dewi Vistiantin, mantan istri July Jan Sabiran ada datang melapor ke Polda Kalsel. “Ya memang ada laporan,” ucapnya ketika dihubungi melalui handphone. (hni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jarang Sahur dan Buka Bersama Suami
Redaktur : Tim Redaksi