Istri Dipaksa Gendong Suami, Diarak dan Dipukuli di Depan Umum

Senin, 03 Agustus 2020 – 11:03 WIB
Tangkapan layar video istri dipaksa gensong suami dan diarak di depan umum. Foto: screenshot Twitter

jpnn.com, JHABUA - Sebuah video viral memperlihatkan bagaimana seorang istri harus menanggung malu, dipaksa berjalan (diarak) menggendong suami sambil merasakan sakit ketika dipukuli oleh warga dengan kayu.

Tak hanya dipukuli, sang wanita juga diejek oleh warga yang mengaraknya, tak hanya orang-orang dewasa tetapi juga anak-anak.

BACA JUGA: Ramai Soal Gilang Bungkus, Ernest Prakasa: Semoga Kita Sadar RUU Penghapusan Kekerasan Seksual itu Penting

Mengutip Gulf News, diketahui kejadian tragis itu berada di sebuah desa di distrik Jhabua di negara bagian Madhya Pradesh, India.

Insiden yang memperlihatkan seorang wanita yang dipaksa menggendong suaminya dan diarak, merupakan hukuman atas dugaan perselingkuhan.

BACA JUGA: Ayu Ting Ting Dapat Kejutan dari Semur Jengkol Nyai, Diarak Germo

"Seorang wanita dipermalukan, dipaksa untuk menggendong suami, dan berjalan sementara penduduk desa merekam video. Mengapa? Karena suaminya curiga dia berselingkuh. #NewIndia #WomenEmpowerment," tulis akun @Nims_Ahuja yang membagikan video tersebut.

Setelah kejadian itu menyebar di Twitter, Polisi Jhabua Kotwali mengetahui masalah ini, dan menangkap tujuh pria, termasuk suami wanita tersebut.

BACA JUGA: 30 Peserta Berjemaah Berbuat Terlarang, Syaratnya tak Boleh Ambil Gambar

Menurut kantor polisi Jhabua Kotwali yang membawahi Narendra Singh Gadaria, insiden itu terjadi di desa Chhapri Ranwas pada Rabu malam.

Menurut pengakuan korban dan saksi, wanita tersebut dan suaminya bekerja sebagai buruh migran di negara bagian Gujarat, dan baru kembali ke desa mereka baru-baru ini.

Setelah mereka kembali, sang suami menuduhnya berselingkuh dengan seorang rekan kerjanya.

Setelah itu, mertuanya dan tetangga lain yang ikut terprovokasi memutuskan untuk menghukumnya di depan umum.

Menurut jurnalis senior dan analis politik India, Chandrabhan Singh Bhadoriya mengatakan bahwa hukuman kejam seperti itu bukanlah hal baru di Jhabua, Alirajpur, dan distrik Dhar.

"Itu adalah kode hukuman kejam yang tidak tertulis di tiga distrik MP yang didominasi oleh suku ini," kata Singh.

"Bahkan perwakilan publik tidak berani ikut campur atau mengutuk tindakan semacam itu yang dikhawatirkan akan menyakiti mereka secara elektoral." (rdo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler