JAKARTA - Protes kubu John Kei atas penangkapan dengan disertai penembakan terus berlanjut. Tak tanggung-tanggung, Kapolda Metro Jaya Irjen Untung Suharsono Radjab dilaporkan ke Divisi Profesi Pengamanan Mabes Polri. Kapolda dianggap menghalang-halangi hak keluarga bertemu tersangka .
"Kami tidak percaya dengan Kapolda karena janjinya tidak ditepati," ujar istri John Kei,Yulianti saat melapor di Divisi Propam Mabes Polri, Minggu (19/02). Karena libur, petugas jaga meminta rombongan Yulianti datang lagi hari ini.
Keluarga juga melaporkan tiga petugas kepolisian yang terlibat dalam proses penangkapan John Kei, yaitu AKBP Helmy Santika selaku Kasat Jatantras, Kompol Novianto Nurohmad selaku Kanit IV Jatantras, dan AKBP Herri Heriawan sebagai Kasat Resmob yang menurut informasi keluarga adalah perwira yang menembak kaki John Kei.
Ketiganya dilaporkan karena melakukan kesalahan prosedur saat menangkap John Kei. "Dalam kitab hukum acara pidana, penembakan boleh dilakukan kalau yang hendak ditangkap bersenjata dan bisa menimbulkan bahaya bagi yang mau ditangkap. Tapi nyatanya John tidak melawan," kata Alam Simamora, pengacara istri John Kei.
Alam juga tak habis pikir klaim polisi yang menyebut John akan lari. "Itu hotelnya kecil, aparat yang datang banyak sekali, sangat tidak mungkin (lari)," katanya.
Sebelum mendatangi Propam Mabes Polri, Yulianti sudah berusaha mendatangi RS Polri Kramat Jati. Namun mereka dilarang menemui John Kei yang sekarang dirawat di bagian Intensive Care Unit (ICU) RS Polri.
"Saya ini istrinya Pak, mau bawa pakaian ganti dan makanan untuk Bang John," ujar Yulianti pada petugas jaga.
Namun, rombongan itu dicuekin oleh petugas. Adik John Kei, Tito Refra atau Tito Kei sempat agak emosi pada petugas. "Hak kami untuk menemui, keluarga kami," katanya.
Menurut Yulianti, suaminya menderita penyakit gejala diabetes. Karena itu, dia mengkonsumsi makanan havermut atau oatmeal. "Perutnya sensitif, tidak boleh sembarangan makan," katanya.
Yulianti juga membawakan pakaian ganti untuk John Kei. "Suami saya belum ganti celana dalam, sudah tiga hari," katanya pada polisi yang bertugas di depan ruangan.
Dia juga tak yakin suaminya terlibat pembunuhan seperti yang disangkakan polisi. "Bang John itu lembut di rumah, sayang sama keluarga, baik sekali. Ini kok diperlakukan seperti teroris," katanya. Adik John, Tito menyebut penangkapan kakaknya sangat tidak manusiawi. "Kaki abang saya sampai patah," katanya.
Tito yang juga berada di lokasi hotel C'One Pulomas saat penangkapan hanya mendengar satu kali tembakan. "Sama sekali tidak ada perlawanan, bang John tidak bawa senjata," katanya.
Petugas jaga dari Polsek Kramat Jati, Iptu Sukardi memilih diam saat keluarga dan rombongan teman-teman John Kei memaksa masuk. "Kami ikuti perintah pimpinan," katanya. Sukardi juga meminta wartawan menjauh dari ruangan dengan alasan bisa mengganggu keluarga pasien lain yang dirawat di ICU.
Pengacara John Kei, Taufik Chandra secara resmi akan mengirim surat ke Polda Metro Jaya untuk mengajukan pemindahan perawatan. "Kami nilai perawatan Bung John butuh lebih serius, jadi kami harap bisa keluar dari RS Polri," katanya.
Taufik juga menyebut John Kei sebenarnya sudah tahu soal pembunuhan Ayung. Bahkan, menurut Taufik, justru John Kei yang menyarankan para pelaku menyerahkan diri. "Bung John marah mendengar informasi anak buahnya membunuh," katanya.
Ayung adalah teman John Kei sejak tahun 2007 saat sama-sama ditahan di Polda Metro Jaya. John ditahan dalam kasus perusakan rumah di Pondok Gede, Bekasi, sedangkan Ayung ditahan dalam kasus pemalsuan dokumen. "Karena itu, saat tahu ada pembunuhan itu, bung John sempat mau datang ke pemakaman, tapi karena ada kepentingan mendadak akhirnya batal datang," katanya. (rdl/aga/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ulama Pecah Jadi Dua
Redaktur : Tim Redaksi