Istri Rasakan Firasat Aneh sebelum Herman Seventeen Pergi

Senin, 24 Desember 2018 – 09:45 WIB
Herman Seventeen semasa hidup dan istri, Juliana Mochtar. Foto: Instagram

jpnn.com, JAKARTA - Juliana Mochtar masih berduka dengan kepergian sang suami, Herman Sikumbang yang menjadi korban tsunami yang melanda pesisir pantai Anyer dan sekitarnya, Sabtu (22/12) lalu.

Masih terngiang dalam benak Juliana Mochtar, saat Herman meminta izin pergi ke Tanjung Lesung bersama Seventeen untuk menghisi acara gathering karyawan PLN di Anyer.

BACA JUGA: Aa Jimmy Jadi Korban Tsunami, Ustaz Solmed: Dia Orang Baik

Kala itu, kata Juliana, sang suami menunjukan hal-hal yang tak biasa sebelum berangkat pentas. Dia merasakan suasana keluarga yang lebih hangat dari biasanya.

Bahkan, kedua anak Herman, Hafuza Dhamiri dan Hisyam Quraisy juga merasakan hal berbeda menjelang kepergian sang ayah.

BACA JUGA: Istri Ifan Vokalis Seventeen Belum Ditemukan usai Tsunami

Wanita yang karib disapa Uli ini mengisahkan, akhir-akhir ini jadwal pentas yang membesarkan suaminya itu selalu padat. Bahkan, waktu untuk berkumpul dengan keluarga di akhir pekan sangat jarang terjadi.

Sehari sebelum berangkat ke Anyer, tepatnya Kamis (20/12), Herman membujuk Uli bersama kedua anaknya ikut berlibur bersama di sana. Kebetulan, kebanyakan dari para personel Seventeen lainnya pun membawa istri ke tempat mereka manggung.

BACA JUGA: Sahabat jadi Korban Tsunami Banten, Raffi Ahmad Berduka

"Kak Han itu ingin banget bisa kumpul keluarga. Satu hari mau berangkat dia nanya lagi, 'hun yakin nggak ikut?' dia ngomong gitu," tutur Juliana saat diwawancarai di rumah bundanya di Kalibata, Minggu (23/12).

Karena jadwal syuting sinetron yang padat, Uli pun berat hati tidak bisa mengikuti permintaan suaminya. Dia memilih tetap di Jakarta untuk urusan pekerjaan. 

"Kak Han meminta mengosongkan jadwal 22 Desember untuk berlibur bersama keluarga. Dia nawarin terus, dia bilang 'hun, ayo dong ikut ikut ke Tanjung Lesung sama anak-anak' Saya enggak bisa ikut karena syuting bersama anak-anak," tutur Uli.

Ajakan Herman membujuk Uli membawa anak-anak berlibur menemani 'konser terakhirnya' itu terus disampaikan kepada Uli hingga empat kali. Dia mengaku, Kak Han (panggilan Herman) tak pernah seperti itu sebelumnya.

Akhirnya Uli meminta Herman untuk meluangkan waktu untuk keluarga bersama Hauzan dan Hafuza. Saat itu pula Uli dan kedua anak laki-lakinya merasa senang bisa meluangkan waktu libur bersama.

"Kami pergi mal, makan, foto-foto, pokoknya bareng semua, memang kerasa banget keluarga," ujar Uli menangis terbata-bata.

Sehari bersama kedua anaknya ke mal sambil bercerita-cerita. Sesampainya di rumah, Herman kembali bercerita di kamar membicarakan masa depan anak-anak, hingga rencana masuk sekolahnya.

Herman pun meminta kepada Uli untuk dibuatkan minuman jahe hangat. Suaminya merasa tak enak badan. Dia pun akhirnya membuatkan minuman jahe hangat kesukaannya.

"Hun, mau jahe, Kak Han enggak enak badan nih," kata Uli menirukan permintaan Herman.

Keesokan harinya, Herman langsung pergi pamit untuk manggung di acara ke Anyer. Akan tetapi sebelum berangkat dia sempat mengisi acara terlebih dahulu di kawasan BSD.

"Hari Jumat, dia mandi, setelah itu pamit meminta dibawakan baju sekalian, karena malam Sabtunya dia main di BSD. Dia pamit enggak akan balik lagi," imbuhnya.

Saat berpamitan sambil mencium dan memeluknya, Uli merasakan badan Herman yang wangi. Berbeda seperti biasanya, badan suaminya itu bau rokok. Dia pun merasa pamitan terakhir suaminya itu berbeda dari biasanya.

"Dia peluk erat banget, saya ngomong gini, Han kok tumben wangi, biasanya bau rokok. Terus cium tangan, cium kening, dia pun tanya mau pergi ke mana kalau tidak ada saya," ujar Uli menyangka petanda kepergian Herman.

Pertanyaan yang tak biasa itu dijawab Uli. Dia menjawab kepada Herman usai dia pergi, dia bersama kedua anak-anak akan makan di McD. Herman tak langsung pergi. Dia kemudian menyambangi kembali mencium Uli dan kedua anaknya.

"Saya jawab mau makan ke McD nih, ya sudah pergi-pergi saja yah, kata Kak Han. Dia mau pamit, ngeliatin lagi, cium lagi, becanda-becanda sama anak lagi. Memang aneh banget hari itu," tutupnya. (wiw/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Doakan Korban Tsunami, Kiai Maruf Serukan Solidaritas


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler