JAKARTA – Managemen pemerintah dalam memberikan informasi rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dinilai buruk. Pasalnya, dengan tidak pastinya kebijakan yang akan diambil pemerintah maka malah memperbesar ekspektasi dari inflasi.
“Saya kecewa dengan manajemen pemerintah dalam memberikan informasi. Menteri yang ini bilang mau naikan, yang satu lagi bilang tidak. Ini malah menimbulkan ekspektasi di masyarakat,” ujar Ekonom Senior Lembaga Pengkajian Ekonomi dan Sosial Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Arianto Patunru di Jakarta, Rabu (11/4).
Menurutnya, dengan adanya keragu-raguan dari pemerintah terhadap kebijakan yang akan diambil maka membuat ekspektasi masyarakat bahwa sewaktu-waktu harga BBM bersubsidi bisa dinaikan.
Maka hal tersebut menjadi bumerang bagi pelaku pasar untuk menaikan harga-harga dan bisa mengerek inflasi lebih tinggi.
“Karena ekspektasi tidak dimanage dengan baik maka harga akan susah untuk diturunkan dan ini yang akan mengancam tingkat inflasi kedepan,”ungkapnya.
Kendati demikian, berkaca pada pengalaman tahun 2005 dan 2008 pengaruh dari kenaikan harga BBM subsidi kepada inflasi hanya akan berlangsung selama 3 bulan. Setelah itu maka angka inflasi akan kembali ke jalur yang normal. (naa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sudah 625 Wartawan Antre Rumah Murah
Redaktur : Tim Redaksi