Isu SBY Pecat Prabowo, Fadli Zon Sebut Politik Adu Domba

Senin, 31 Juli 2017 – 18:33 WIB
Wakil Ketua DPR Fadli Zon membaca puisi pada acara Tadarus Puisi Ramadhan di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (1/6). Tadarus Puisi Ramadhan dimeriahkan sejumlah sejumlah politisi, seniman dan budayawan. Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon bereaksi terkait dengan menyeruaknya kabar terkait dengan aksi Susilo Bambang Yudhoyono yang ikut andil dalam pemecatan Prabowo Subianto.

Menurutnya, kabar itu sengaja dikembangkan karena takut kekuatan Demokrat dan Gerindra bersatu di Pemilihan Presiden 2019.

BACA JUGA: SBY Pecat Prabowo jadi Penghalang Koalisi di Pilpres 2019?

"Khawatir kalau ada kekuatan yang makin bersatu mengancam, maka orang-orang speerti ini dipakai untuk memecah belah. Mau ngadu domba saja," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/7).

BACA JUGA: Prabowo Kandas di 2009 dan 2014, Fadli Zon: Itu Biasa Dalam Demokrasi

Fadli menegaskan, antara Prabowo dan SBY pun sering menggelar pertemuan. Namun dia tidak menjelaskan secara detail kapan saja pertemuan itu berlangsung.

"Ah baik-baik saja. Beberapa kali pertemuan. Sering ketemu. Waktu Pilpres juga ikut mendukung walaupun tidak sepenuhnya karena prosesnya sebagai penyeimbang. Sejauh yang saya tau, baik-baik saja. Sama halnya dengan yang lain,"

BACA JUGA: Setuju Jika AHY Jadi Next Leader?

Dia menegaskan bahwa, pemberhentian Prabowo dari Pangkostrada dilakukan oleh Presiden B.J Habibie secara terhormat pada November 1999. Atas fakta itu, Fadli membantah jikalau Prabowo dipecat karena rekomendasi salah satu jenderal kala itu, yakni SBY.

"Pengamat itu gak ngerti apa yang diamatinya. Nggak pernah Pak SBY pecat Pak Prabowo," tegas Fadli.

SBY disebut ikut merekomendasikan pemecatan Prabowo Subianto. SBY salah satu jenderal yang turut menandatangani pemberhentian Prabowo dari Pangkostrada dilakukan oleh Presiden B.J Habibie secara terhormat pada November 1999.

Fakta itu diungkap Direktur Saiful Muzani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas, Minggu (30/7). Menurutnya, sulit untuk mencari hubungan positif antara kedua tokoh tersebut.

Direktur Saiful Muzani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas saat dihubungi JawaPos.com, Minggu (30/7) mengatakan, sulit menemukan data atau berita pertemuan SBY dan Prabowo sejak 2014. Spekulasi hubungan mereka berdua tidak harmonis pun sempat bermunculan ketika Pilpres lalu.

Misalnya isu surat pemecatan Prabowo oleh Dewan Kehormatan Perwira (DKP) saat menjabat Pangkostrada itu adalah rekomendasi SBY. Sebab, di dalam surat, ayah Agus Harimurti Yudhoyono itu menjadi salah satu jenderal yang membubuhi tanda tangan.

Kata Sirojudin, hingga kini kabar tersebut pun masih sekedar isu. "Justru kita nggak tau riilnya. Hanya beliau yang tau. Jadi kita nggak bisa menilai seberapa baik hubungan sebelumnya," sebut dia.

Namun yang pasti dia menilai, hubungan SBY dan Prabowo cukup baik saat di militer. "Tapi selama SBY jadi presiden kita tidak punya informasi apakah mereka pernah ini (ketemu). Kecuali mereka pernah bersebrangan waktu Pak Prabowo masih dengan Bu Mega," tukas Sirojudin. (dna/jpg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PKB Usung Cak Imin jadi Cawapres Pendamping Jokowi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler