Isu Soal Korupsi Penting Jadi Parameter Untuk Memilih Capres

Jumat, 09 Februari 2024 – 23:17 WIB
Mantan Koordinator Badan Pekerja ICW yang juga pendiri Visi Integritas Adnan Topan Husodo berbicara dalam acara "Capres & Kinerja: Kala rekam jejak jadi acuan" yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (9/2/2024). ANTARA/Nadia Putri Rahmani.

jpnn.com - JAKARTA - Mantan Koordinator Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo mengatakan sangat penting menjadikan isu soal korupsi menjadi parameter untuk memilih calon pemimpin Indonesia pada Pemilu 2024.

Pasalnya, pendiri Visi Integritas ini merasa permasalahan terbesar Indonesia saat ini adalah korupsi.

BACA JUGA: Pasangan AMIN Siap Hentikan Diskriminasi Dalam Pendidikan

"Saya menyimpulkan bahwa masalah terbesar bangsa ini bukan pada apakah punya orang pintar atau enggak. Indonesia banyak orang pintarnya. Masalah terbesar kita adalah korupsi," ujar Adnan dalam acara 'Capres & Kinerja: Kala rekam jejak jadi acuan' yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (9/2).

Dia mengatakan ada sejumlah kasus korupsi di Indonesia yang menjerat oknum pejabat. Karena itu, apabila hanya membicarakan adu program antara pasangan capres-cawapres, Adnan mengatakan semua relatif bergantung pada hasil di lapangan.

BACA JUGA: Kaesang: Politik yang Dijalani dengan Baik Sangat Enak

Namun, korupsi diyakini sering mengintervensi gagalnya kebijakan publik sehingga rekam jejak calon pemimpin soal korupsi perlu menjadi pertimbangan.

"Saya yakin, intervensi apa pun yang terkait dengan kebijakan publik di Indonesia itu gagalnya sering karena korupsi. Isu korupsi dan antikorupsi menjadi sesuatu yang prinsipil," ujar Koordinator Badan Pekerja ICW periode 2015-2022.

BACA JUGA: Ujang Sebut Ahok Amunisi Ganjar-Mahfud untuk Menyerang Prabowo-Gibran

Adnan juga menyebut standar etik harus menjadi pertimbangan bagi calon pemilih karena akan menentukan perilaku para calon pemimpin saat nanti berkuasa.

"Kalau sebelum berkuasa saja mereka sudah sangat permisif terhadap pelanggaran etika dalam bernegara, tentu kemudian ketika berkuasa akan menjadi lebih mudah melakukan abuse of power,” ucapnya.

Jika sudah mempertimbangkan dua hal tersebut, poin selanjutnya yang harus dinilai oleh pemilih adalah program-program yang diusung oleh para pasangan capres-cawapres.

"Karena demokrasi mensyaratkan pertimbangan rasional dalam menentukan siapa calon yang akan dipilih maka menguji program yang ditawarkan menjadi penting. Jangan karena joget-jogetnya, jangan karena gimik-gimiknya," kata dia.

Menurut Adnan, program yang diajukan harus diuji apakah masuk akal dan seberapa besar dampaknya di kemudian hari.

Terakhir, hal yang harus dipertimbangkan pemilih adalah rekam jejak tiap pasangan calon, seperti reputasinya dan karakternya.

"Bagaimana masa lalu dia sebagai calon pejabat? Bagaimana integritasnya? Sebagai seorang pejabat, kalau dia kaya raya, dari mana asal-usul uangnya?" kata Adnan.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut harus menjadi landasan dalam memilih pasangan capres-cawapres untuk menjadi pemimpin Indonesia selama lima tahun ke depan, tambahnya.

???????KPU RI juga telah menetapkan peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3. (Antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... AMIN Muda Gelar Pesta Rakyat & Deklarasi Melawan Rezim Maling


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler