jpnn.com - Ita Yuliana sudah belasan tahun silam mengoleksi ular. Apa suka dukanya?
LODITYA FERNANDEZ, Ngawi
BACA JUGA: Gara-gara Ular Kobra, Listrik Mati Total
DI TENGAH keramaian Alun-Alun Merdeka, Ngawi, Jatim, pagi itu, pandangan mata sebagian pengunjung tertuju pada Ita Yuliana yang tampak asyik bercengkerama dengan seekor ular sanca piaraannya.
Tidak sedikit pun terlihat ekspresi takut pada wajah perempuan itu, meski sesekali binatang melata tersebut bergelayut di lehernya.
BACA JUGA: Pawang Ular Menyerah Hadapi Piton 2,5 Meter
Bersama sejumlah rekannya yang tergabung di komunitas Ngawi Reptile Lovers, sesekali pula Ita menawarkan kepada pengunjung untuk berfoto bersama ular kesayangannya.
‘’Sebenarnya tidak berbahaya kalau kita memperlakukannya dengan benar,’’ tuturnya.
BACA JUGA: Gempar! Ular Kobra 4,5 Meter Masuk Puskesmas
Hobi Ita mengoleksi ular berawal dari sekadar mengikuti jejak suami yang terlebih dahulu suka memeliharanya.
Awalnya dia sempat ketakutan, namun akhirnya merasa nyaman. ‘’Anak-anak juga ikut-ikutan. Pokoknya sekeluarga suka sama ular,’’ ungkapnya.
Saat ini koleksi Ita sudah mencapai puluhan ekor ular berbagai jenis. Mulai piton, boa, hingga kobra. Puluhan ular itu didapatkan dengan beragam cara.
Jenis langka seperti albino atau mob (hasil rekayasa genetik), misalnya, biasanya diperoleh dari breeder (peternak ular) kenalannya dan dibeli melalui media sosial.
Sedangkan beberapa ekor ular piton lokal koleksinya didapatkan dari hasil tangkapan warga.
‘’Sayangnya, kalau hasil tangkapan biasanya kondisinya stres, jadi menyembuhkannya juga makan waktu lama,’’ ujarnya.
Ya, ibu dua orang anak itu memang galau berat jika mendapati ular peliharaannya stres. Maklum, kondisi itu menyebabkan ular susah makan.
Bahkan, dalam kondisi parah bisa berlangsung hingga setahun. ‘’Untungnya ular punya kelebihan tahan tidak makan setahun karena cadangan lemak di tubuhnya,’’ papar Ita.
Di balik hobinya itu, Ita bisa mendapatkan tambahan penghasilan. Sebab, tidak jarang ular piaraannya dibeli sesama kolektor. Harganya mulai kisaran Rp 150 ribu hingga Rp 3 juta.
‘’Tiap bulan ada saja yang beli. Tapi, untuk jenis tertentu seperti Morulus phyton dan boa albino tidak saya lepas,’’ tuturnya. ***(isd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi Majikan, Anjing Tewas Setelah Duel dengan Kobra
Redaktur & Reporter : Soetomo