KUALA LUMPUR -- Setelah sukses meraih predikat juara umum dalam ajang Kontes Robot Nasional (KRN) 2012, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) kembali mendulang prestasi. Tim Sapu Angin, mobil irit kreasi para mahasiswa ITS, berhasil mempertahankan gelar juara pertama kontes mobil irit tahunan Shell Eco Marathon (SEM) Asia 2012 di Sepang, Malaysia, yang berlangsung 4-7 Juli 2012.
Mobil Sapu Angin 7 menjadi juara pertama Urban Concept Biodisel dengan capaian 167 kilometer per liter. "Alhamdulillah, ini adalah kali ketiga secara berturut-turut kami juara pertama di ajang SEM,” ujar Rektor ITS Triyogi Yuwono, Sabtu (7/7).
Ini adalah capaian tertinggi dari tim Indonesia yang mengirimkan wakilnya dalam ajang SEM Asia 2012. Dalam kejuaraan tahunan tersebut, ITS mengirim tiga tim yakni ITS Team 1 dengan mobil Sapu Angin 6, ITS Team 2 dengan Sapu Angin 7, dan SEM ITS Team 2012 dengan mobil terbaru Antasena 1. Ada 15 orang mahasiswa yang turut di dalamnya, dengan dosen pembimbing tim Bambang Sampurno.
Ketiga tim ITS ini, tahun ini berkompetisi dengan 136 tim dari 18 negara dari Asia. Ada lima negara baru yang turut berkompetisi dalam SEM Asia 2012 yakni Lebanon, Qatar, Uni Emirat Arab, Hong Kong dan Korea Selatan. Jumlah kendaraan berlomba terdiri dari 91 prototipe, dan 45 urban concept.
Menurut Triyogi, keberhasilam Tim Sapu Angin ITS ini menunjukkan bahwa transfer pengetahuan (transfer of knowledge) telah berjalan dengan baik, mengingat tiap tahun dosen pembimbing dan mahasiswa yang berangkat bertanding selalu berlainan.
"Hal ini adalah buah dari iklim akademik yang terbina sangat baik di ITS. Ini sangat membanggakan sebagai modal yang baik bagi ITS untuk menjadi world class universtiy," ujar Triyogi.
Sapu Angin 7 adalah mobil masa depan berbahan bakar solar atau biodisel. Mobil ini merupakan pengembangan dari Sapu Angin 5. Dalam berbagai uji coba, mobil ini sudah mampu menempuh jarak 300 km per satu liter solar. Mesin untuk sapu angin diambil dari mesin jet pam.
Adapun untuk Sapu Angin 6, seluruh komponen mesin dibuat sendiri, bukan comot atau merakit. Dalam SEM Asia 2012, Sapu Angin 6, sebagai generasi terbaru memang ditargetkan mampu lebih irit ketimbang generasi sebelumnya. Pasalnya, desain mobil dibuat lebih ringan.
"Dulu 50 kilogram, kini 35 kilogram, jadi lebih mampu menekan bahan bakar," tutur Yoga Dwi Widakdo, mahasiswa ITS yang didapuk menjadi Manajer Sapu Angin 6. Selain badan mobil, sistem transmisi juga disempurnakan.
Sedangkan mobil Antasena yang baru diciptakan oleh mahasiswa ITS pada tahun ini, berbahan bakar gas hydrogen. Mobil ini inovasi baru mahasiswa Teknik Material Metalurgi, yang memang didesain untuk menjadi mobil ramah lingkungan. "Ini adalah kali pertama mobil hidrogen karya kami," kata Ahmad Fahrudin, mahasiswa ITS dari tim Antasena. (abu/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Apple Siapkan iPad Versi 7 Inci
Redaktur : Tim Redaksi