Iwan Fals: Hebat! Kebanyakan Makan Bawang Dayak ya?

Sabtu, 28 Januari 2017 – 00:07 WIB
Sukses yang diraih Muhammad Iqbal sebagai drummer papan atas Tanah Air tidak terlepas dari kerja keras dan tekad bersaing di Ibu Kota. Foto: DOKUMEN MUHAMMAD IQBAL FOR KALTIM POST

jpnn.com - jpnn.com - Pukulannya keras, memecahkan peralatan makan dan memasak. Itu terjadi 20 tahun silam, ketika tangan mungilnya memukul-mukul panci dan piring di dapur dengan stik.

Sekarang dia terus memukul drum stick-nya, ‘memecahkan’ suasana panggung musik Indonesia.

BACA JUGA: Iwan Fals Ikut Kecewa Sidang Ahok Tidak Live

NOVITA INDRIANI, Samarinda

KERINGAT mengucur ke seluruh tubuh Muhammad Iqbal. Dengan energik, dia terus menabuh drumnya.

BACA JUGA: Iwan Fals Gelar Konser 5 Pulau Bersama Empat Band Kondang ini

Teriakan penonton semakin menambah semangat pria yang dikenal dengan nama Yoiqball itu, saat mengiringi konser Iwan Fals di Mahakam Ballroom, Hotel HARRIS Samarinda, Sabtu (21/1) lalu.

Sejak Agustus 2016, drummer kelahiran Tenggarong, Kukar, tersebut bergabung menjadi salah satu personel band Iwan Fals.

Saat konser di Kota Tepian, penyanyi bernama asli Virgiawan Listanto tersebut memuji penampilan Iqbal.

“Kamu kok hebat betul main drumnya? Kayaknya karena kebanyakan makan bawang dayak (bawang tiwai) ya,” canda pemusik senior Indonesia itu.

Berkesempatan bermain musik dan manggung bersama Iwan Fals tidak pernah Iqbal bayangkan sebelumnya.

Dia memutar ingatan, saat enam bulan lalu dihubungi Annisa Cikal Rambu Basae. Putri sekaligus manajemen Iwan Fals mengundang Iqbal bertemu dengan penembang lagu Bento itu.

“Saya memenuhi undangan tersebut. Seharian mengobrol dengan Iwan Fals, ditawarin main musik bareng. Waktu itu saya tidak tahu banyak lagu-lagu beliau, tapi dengan latihan, main bareng, ternyata cocok,” ujar alumnus SMA 5 Samarinda itu.

Sebelumnya, Iqbal juga mengiringi banyak musisi dan penyanyi Indonesia. Seperti Afgan, Tohpati, Fadly ‘Padi’, Geisha, d’Masiv, HiVi!, dan Trisum.

Putra dari pasangan Elly Nor Santi dan Deni Mulawarman ini juga membentuk sebuah band yang berkonsep DUADRUMmer dengan nama DUADRUM pada 2014, bersama Yandi Andaputra.

“Tapi saat itu kami masih banyak belajar. Kemudian pada 2015 mulai menghidupkan DUADRUM, kami membuat video pertama untuk YouTube channel DUADRUM. Berkolaborasi dengan lima gitaris Indonesia, ada Dewa Budjana, Tohpati, Gugun GBS, Gerald Situmorang dan Andre Dinuth. Menggabungkan lagu-lagu dari masing-masing gitaris, menjadi sebuah lagu,” kisah pria kelahiran 21 Maret 1992 itu.

Video pertama mereka sukses menarik perhatian dan akhirnya dikenal banyak orang. Mereka pun kembali membuat video kolaborasi dengan 10 drummer yang memiliki nama besar di Indonesia.

Yaitu, Echa Soemantri, Ray Prasetya, Jeane Phialsa, Gusti Hendy, Jantan Surya, Bowie ‘Gugun Blues Shelter’, JP Millenix, Marco Steffiano, Agung Munte, dan Raffi.

“Juli 2016 DUADRUM merilis single perdana berjudul Bergerak. Alhamdulillah, kami juga mendapat penghargaan sebagai Innovation drummer dari Zildjian,” tuturnya.

Dalam DUADRUM, Iqbal dan Yandi ingin membuktikan jika pemain drum, tak hanya bisa main drum untuk mengiringi seseorang manggung.

Tapi orang juga bisa menikmati lagu-lagu yang dibuat DUADRUMmer. Di album perdana DUADRUM Bergerak, ada beberapa musisi ikut terlibat. Salah satunya Endah N Rhesa.

Di balik semua prestasi dan pencapaian Iqbal, tentu ada kerja keras yang dilakukannya. Sejak usia empat tahun, Iqbal memang sudah menunjukkan bakat bermusik.

Libur panjang saat SMP, selalu digunakan untuk belajar musik di Jakarta.

“Daripada main tanah yang enggak jelas. Di Jakarta saya juga punya om, Bintang Indrianto. Beliau itu pemain bass, saya mulai belajar musik lebih luas, diarahkan, serta dibentuk menjadi lebih profesional dengan om Bintang itu,” ucapnya.

Karier bermusik Iqbal sudah dimulai sejak SD hingga SMA di Samarinda. Bersama band masa SMA, T-Junction menjadi Grand Champion Jingle Dare Festival 3 di Jakarta. Mereka pun berkesempatan jalan-jalan ke Inggris pada 2010.

“Setelah itu saya pergi ke Jakarta, mulai mencoba berkarier di sana. Masih belajar, ada rencana kuliah tapi ketika itu semua kampus yang saya datangi sudah tutup. Hampir dua tahun di Jakarta saya enggak ada main musik (manggung). Karena belum banyak punya teman. Main musik itu kan mulai dari pertemanan, kalau banyak teman maka akan ada banyak kesempatan,” papar alumnus SMP 1 Sangasanga tersebut.

Jakarta, menurut Iqbal, adalah kota energik. Jika ingin merintis karier di Ibu Kota, harus tahan mental, punya pikiran atau inovasi baru, dan tidak boleh malas bergerak.

Hal itulah yang selalu diingat Iqbal, agar tetap bertahan hidup di Jakarta.

“Harus berjuang dengan terus latihan, karena di Jakarta itu banyak sekali orang yang jago. Saya percaya, dengan bermain yang bagus dan ber-attitude, insya Allah rezekinya lancar,” tegas Iqbal.

Aksi panggung Iqbal selalu penuh semangat dan energik. Dia mengatakan, agar selalu sehat dan bersemangat, Iqbal selalu berolahraga setiap minggu.

Energi positif dan mental yang bagus, adalah satu kunci setiap kali beraksi di panggung. Yang membuat penampilannya selalu keren.

“Punya energi positif itu penting, karena semua penonton selalu menginginkan penampilan terbaik. Energi positif itu membuat permainan menjadi lebih baik,” ungkapnya, seperti diberitakan Kaltim Post (Jawa Pos Group).

Totalitas tanpa batas dalam musik adalah pesan dari sang ibu yang tidak pernah dilupakan Iqbal.

Pekerjaan yang dicintai dengan sepenuh hati menurutnya pasti bisa menjadi jalan hidup yang lebih baik. (riz/k18)


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler