jpnn.com - JAKARTA - Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) mendorong pemerintah melakukan aksi nyata untuk rakyat. Kebijakan pemerintahan Jokowi-JK seperti kenaikan bahan bakar minyak (BBM), atau wacana kenaikan tarif listrik hingga akhirnya melemahnya rupiah menjadi sorotan dari organisasi perempuan pengusaha terbesar di Indonesia ini.
Di sisi lain, organisasi yang diketuai oleh Nita Yudi ini ingin terus mendukung program pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. IWAPI juga menyinggung soal iklim usaha yang kondusif, bakal menjadi hal yang sangat penting untuk membuat semua pelaku ekonomi, termasuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) bertahan.
BACA JUGA: Papua Dicanangkan Jadi Lumbung Pangan Nasional
"Kami meminta kepada pemerintah agar bisa memberikan kualitas dan kuantitas pelayanan bagi para pengusaha, ya khususnya pengusaha permepuan Indonesia," ungkap Humas IWAPI, Inggrid Kansil kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (19/12).
IWAPI juga meminta kepada pemerintah untuk menjalankan kebijakan yang dapat mendukung kelangsungan usaha para pelaku usaha, khususnya yang berkaitan dengan pengurangan subsidi BBM, rencana kenaikan listrik dan kenaikan upah minimum yang tidak terkendali.
BACA JUGA: Bos Telkomsel Resmi jadi Dirut Telkom
IWAPI menilai adanya rencana pemerintah untuk menetapkan kenaikan harga listrik dengan tarif mengambang mengikuti pergerakan harga dolar, membuat dunia usaha apalagi UKM berada dalam ketidakpastian.
"Padahal hampir 90 persen hasil usaha anggota IWAPI dipasarkan di dalam negeri, sehingga kestabilan harga jual menjadi sangat penting," kata mantan anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat ini.
BACA JUGA: Natal dan Tahun Baru, 152 Kereta Api Cadangan Dikerahkan
Inggrid menambahkan, kenaikan harga BBM juga pasti akan mempengaruhi kenaikan harga produk atau jasa. Di sisi lain, IWAPI juga memprotes kenaikan upah minimum yang sangat luar biasa setiap tahunnya.
"Dengan begitu membuat anggota IWAPI kehilangan daya saing. Banyaknya produk import dari Cina membuat harga jual produk dalam negeri kehilangan daya saing, karena tidak sanggup memproduksi dengan harga yang sesuai dengan daya beli masyarakat," ujarnya.
Namun Inggrid menekankan, di tengah situasi yang sulit buat para pelaku UKM, IWAPI tetap bersemangat dan berupaya untuk terus memotivasi sesama pelaku usaha agar bertahan di tengah gempuran kenaikan harga-harga di pasar. "Yang tentunya akan mempengaruhi iklim pasar dan usaha secara langsung," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal rupiah, Anak Buah SBY Anggap Tim Ekonomi Jokowi Lemah
Redaktur : Tim Redaksi