JAKARTA – Pasangan Calon Gubernur Benny K. Harman – Willem Nope (BKH – Nope) yang ikut bertarung pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) di Nusa Tenggara Timur (NTT) dianggap punya terobosan baru jika terpilih. Alokasi Dana Desa (ADD) Rp 500 juta dan Kartu Solusi dinilai bentuk program unggulan untuk membangun daerah.
Penilaian ini disampaikan pengamat ekonomi Dr. Prasetyantoko. Menurutnya, sudah saatnya calon yang ikut berkompetisi pada hajata Pemilihan Kepala Daerah punya program nyata untuk membangun wilayahnya.
”Meskipun setiap wilayah berbeda-beda tingkat kebutuhan masyarakatnya, namun untuk wilayah Timur Indonesia yang masih didera kemiskinan dan belum meratanya pembangunan, program nyata yang sesuai dan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat tidak lain adalah program ekonomi," kata Prasetyantoko.
Program BKH – Nope, menurut Prasetyantoko merupakan salah satu solusi yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Khususnya di daerah yang tidak tersentuh pembangunan skala nasional seperti NTT. ”Jika skema program tersebut kreatif, inovatif dan transparan, saya yakin pasti bisa mempercepat pemerataan pembangunan di sana (NTT),” ulas Prasetyantoko yang kini aktif sebagai Dekan Fakultas Administrasi dan Bisnis Universitas Atmajaya Jakarta.
Lantas, dari mana dana untuk mengalokasikan kebutuhan program tersebut? Prasetyantoko mengatakan banyak alokasi yang bisa diambil. Seperti Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK). Namun, jika mengambil dari dana APBD sepertinya sulit karena dana APBD memang terbatas.
”Selain DAU dan DAK, juga bisa dimaksimalkan dari para anggota dewan dari Dapil wilayah tersebut, dengan memperjuangkan alokasi khusus atau tambahan,” jelas Prasetyantoko.
Program Kartu Solusi sendiri kata Prasetyantoko merupakan salah satu terobosan yang baik karena bisa membantu masyarakat dari segala kebutuhannya, seperti kesehatan, pemenuhan kebutuhan ekonomi dengan modal usaha, akta kelahiran dan sertifikat tanah gratis, serta bantuan transportasi untuk siswa dan mahasiswa yang tidak mampu. ”Untuk mewujudkan rogram tersebut, dibutuhkan tata kelola yang baik serta partisipasi public di sana,” pungkas Prasetyantoko. (awa/jpnn)
Penilaian ini disampaikan pengamat ekonomi Dr. Prasetyantoko. Menurutnya, sudah saatnya calon yang ikut berkompetisi pada hajata Pemilihan Kepala Daerah punya program nyata untuk membangun wilayahnya.
”Meskipun setiap wilayah berbeda-beda tingkat kebutuhan masyarakatnya, namun untuk wilayah Timur Indonesia yang masih didera kemiskinan dan belum meratanya pembangunan, program nyata yang sesuai dan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat tidak lain adalah program ekonomi," kata Prasetyantoko.
Program BKH – Nope, menurut Prasetyantoko merupakan salah satu solusi yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Khususnya di daerah yang tidak tersentuh pembangunan skala nasional seperti NTT. ”Jika skema program tersebut kreatif, inovatif dan transparan, saya yakin pasti bisa mempercepat pemerataan pembangunan di sana (NTT),” ulas Prasetyantoko yang kini aktif sebagai Dekan Fakultas Administrasi dan Bisnis Universitas Atmajaya Jakarta.
Lantas, dari mana dana untuk mengalokasikan kebutuhan program tersebut? Prasetyantoko mengatakan banyak alokasi yang bisa diambil. Seperti Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK). Namun, jika mengambil dari dana APBD sepertinya sulit karena dana APBD memang terbatas.
”Selain DAU dan DAK, juga bisa dimaksimalkan dari para anggota dewan dari Dapil wilayah tersebut, dengan memperjuangkan alokasi khusus atau tambahan,” jelas Prasetyantoko.
Program Kartu Solusi sendiri kata Prasetyantoko merupakan salah satu terobosan yang baik karena bisa membantu masyarakat dari segala kebutuhannya, seperti kesehatan, pemenuhan kebutuhan ekonomi dengan modal usaha, akta kelahiran dan sertifikat tanah gratis, serta bantuan transportasi untuk siswa dan mahasiswa yang tidak mampu. ”Untuk mewujudkan rogram tersebut, dibutuhkan tata kelola yang baik serta partisipasi public di sana,” pungkas Prasetyantoko. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aktivis 98 Pilih Gabung Hanura
Redaktur : Tim Redaksi