Jadi Calon Ketum, Abdul Hakim El Bawa Slogan HMI Bernurani

Senin, 13 November 2023 – 20:42 WIB
Calon Ketua Umum, Abdul Hakim El. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Calon Ketua Umum PB HMI 2023-2025, Abdul Hakim El menyebutkan hal yang lumrah jika muncul dinamika internal setiap dua tahun periode kepengurusan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam.

Dia menilai perlu kilas balik untuk menelaah nafas perjuangan lahirnya HMI yang dijuliki hijau hitam itu.

BACA JUGA: Ketua PB HMI Didemo Anggotanya, Raihan Ariatama Dianggap Mendukung Politik Dinasti

"Dahulu pada kongres HMI ke I di Jogyakarta ditetapkan tujuan yaitu 'Mengembangkan Agama Islam dan Mempertinggi' derajat rakyat dan Indonesia ditetapkan sebagai sebuah acuan berorganisasi," kata Hakim dalam keterangannya, Senin (13/11).

Dia menjelaskan pada Kongres HMI ke-4 di Bandung 1955 telah diubah tujuan HMI hasil Kongres I HMI menjadi ikut mengusahakan terbentuknya manusia akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam. 

BACA JUGA: Ganjar Diskusikan Masa Depan Bangsa Bareng Ratusan Alumni HMI

"Terkait perubahan pertama ini, A. Dahlan Ranuwihardjo dalam bukunya menjelaskan pada saat itu HMI sampai pada pendapat bahwa HMI yang isinya adalah mahasiswa, calon sarjana atau calon intelektual tidaklah tepat jika berfungsi sebagai organisasi massa, apalagi sebagai organisasi kekuatan politik praktis," lanjutnya.

Hakim juga menjelaskan pada saat itu disepakatilah sebuah tujuan HMI untuk memfungsikan sebagai organisasi kader yang bertujuan membina anggotanya menjadi kader. 

"Karena itu, yang menjadi fokus dan objek tujuan HMI adalah pribadi-pribadi, individu-individu para anggota," ungkapnya.

Hakim menjelaskan tujuan HMI hasil Kongres ke-4 itu mengalami perubahan setelah bertahan selama 16 tahun.

Perubahan kedua ini terjadi pada Kongres HMI ke-10 di Palembang pada 10 Oktober 1971, dengan bunyi "Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat dan makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala.”

"Melihat dari beberapa kali terjadi perubahan tujuan HMI dari situ kita melihat bahwa harus ada penyesuaian akan kondisi hari ini dan relevansi mision yang menjadi semangat perjuangan para kader HMI," jelas Hakim.

Dia menegaskan HMI sebagai alat perjuangan kadang hanya dijadikan sebagai materi latihan kader pada forum dan tidak ada kesadaran untuk mengimplementasikannya.

"Sehingga menjadikan HMI melenceng dari rel yang telah dibuat sebagai sebuah acuan berorganisasi," tuturnya.

Hakim menyebutkan harusnya HMI kembali kepada khittah perjuangannya yang membawa kader kepada sebuah harapan kemajuan peradaban dan membawa masyarakat kearah yang lebih baik. 

"HMI BERNURANI melihat bahwa ada hal yang perlu diseriusi diakar rumput baik di daerah maupun diperkotaan, masih banyak kaum masyarakat lemah (Mustadh’afin) yang begitu berjarak pada nilai-nilai kesejateraan serta pemerintah tidak melihatnya sebagai sesuatu yang harus direspon dan diseriuskan," pungkas Hakim.(mcr8/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler