jpnn.com, SURABAYA - Menikah memang bukan sekadar suami dan istri hidup bersama. Sebab, menikah berarti harus menerima keluarga besar suami ataupun istri.
Namun, perlakuan yang tak menyenangkan bisa membuat rumah tangga berantakan. Itulah yang terjadi pada rumah tangga Donwori -sebut saja demikian- dengan Karin -juga bukan nama asli- yang tengah menunggu vonis cerai dari pengadilan agama.
BACA JUGA: Hobi Nonton Film Panas, Suami Ajak Istri Bergaya Aneh-Aneh
Donwori (32) merasa tak terima dengan cara ibu mertuanya memperlakukannya. Awalnya, Donwori menikahi Karin karena dijodohkan.
Ayah Karin memilih Donwori untuk menikahi putrinya. Namun, Donwori bukanlah menantu pilihan ibu Karin.
BACA JUGA: Dari Reuni Berlanjut Sering Hohohihi dengan Mantan Pacar
Sejak awal Donwori menjadi suami Karin, ibu mertuanya tak pernah menyukainya. Alasannya gara-gara Donwori tidak kaya.
Ketidaksukaan itu membuat Donwori kerap diperlakukan secara semena-mena. Ibu mertua tak pernah menyapa ataupun mengajak Donwori berbicara.
BACA JUGA: Asmara Ibu Mertua & Menantu Pria karena Kabar Anunya Besar
Sang ibu mertua justru sering menghina Donwori. Perlakuannya kepada menantu sendiri penuh diskriminasi.
Bahkan, sekadar bersalaman dengan Donwori meski hanya sekali dalam setahun saat Lebaran pun tak pernah. Pokoknya kehadiran Donwori tak disukai ibu mertuanya.
Sampai anak Donwori dan Karin sudah masuk kelas enam SD, perlakuan Sephia tak berubah. Karin sampai merasa terenyuh karena kasihan dengan Donwori dan buah hatinya.
“Aku mesakne (merasa kasiha, red) sama anakku yang nomor dua, karena ibu selalu pilih kasih. Dia sayangnya cuma ke anak pertamaku,” kata Karin saat ditemui di ruang tunggu Pengadilan Agama (PA) Kelas 1A Surabaya beberapa hari sebelum pergantian tahun.
Ternyata Karin sebelum menikah dengan Donwori sudah pernah menjadi istri pria kaya. Suami pertama Karin adalah anak rekan kerja bapaknya.
Namun, rumah tangganya dengan pria kaya itu kandas. Penyebabnya adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Dari pernikahan itu Karin punya satu anak. Bocah itu pula yang sangat disayang ibu mertua Donwori saat ini.
Hanya saja, kondisi yang ada membuat Donwori harus tinggal di rumah Karin. Meski tak pernah disukai ibu mertua, Donwori tetap bertahan.
Namun, daya tahan Donwori akhirnya berakhir. Pemicunya ketika Donwori membawa anak keduanya berjalan-jalan dan makan di luar, tapi ketika pulang tak membawa oleh-oleh untuk orang di rumah.
Nah, rupanya hal kecil itu jadi masalah. Tiba-tiba ibu mertua mengambil nasi menjejalkannya ke wajah Donwori dan Karin.
Tentu saja Donwori dan Karin kesakitan karena dijejali nasi panas dari rice cooker. Namun, sakit hari Donwori jelas melebihi wajahnya yang kena nasi panas.
Karin melanjutkan ceritanya. Nasi panas bukanlah akhir.
Sebab, Karin dan Donwori langsung diusir ke luar rumah. Sontak Karin pun menangis sembari memeluk Donwori.
“Malam itu juga kami pindah cari kontrakan. Bahkan anak pertamaku yang lihat, enggak tahu apa-apa juga nangis,” kata Karin kemudian.
Setelah drama pengusiran itu, Donwori bersama Karin dan anak keduanya pindah ke rumah kontrakan. Tempatnya sangat sederhana dan jauh dari kata layak.
Awalnya, hubungan keluarga itu damai-damai saja. Namun seiring waktu berjalan, ada perubahan sikap yang ditampakkan oleh Donwori.
Semenjak tinggal di rumah kontrakan, Donwori jadi suka marah-marah. Donwori yang awalnya betah di rumah justru jadi suka nongkrong hingga malam.
Pulang-pulang pasti dalam keadaan mabuk. Bahkan, Donwori jadi kerap melakukan tindak KDRT kepada Karin.
Awalnya, Karin masih maklum dengan perbuatan suaminya. Namun, lama-lama tindakan Donwori makin parah.
Hingga suatu saat, keduanya sepakat untuk bercerai. “Dia terus terang sakit hati dengan perlakuan ibukku waktu lalu. Akhirnya kita cerai,” tukas Karin, yang sebenarnya mengaku masih cinta dengan Donwori.(sb/is/jay/JPR)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Malas Cari Nafkah, Suami Semangat Banget saat Minta Jatah
Redaktur : Tim Redaksi