jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) Kurniasih Mufidayati menyebut mak-mak menjadi kelompok terdampak dari rencana pemerintah menaikkan harga BBM subsidi pada pekan depan.
Menurut legislator Komisi IX DPR RI itu, rencana menaikkan tarif BBM subsidi tentu meningkatkan inflasi dan harga-harga kebutuhan pokok.
BACA JUGA: Pengamat Menyoroti Wacana Kenaikan BBM Pertalite, Mengungkit soal IKN, Jleb!
"BBM subsidi naik, mak-mak makin menjerit," kata Kurniasih dalam keterangan persnya, Rabu (24/8).
Dia mengingatkan Presiden Joko Widodo dalam pidato di Sidang Tahunan MPR RI 16 Agustus 2022 menyebut APBN 2022 Semester I masih surplus dan anggaran negara masih mampu memberikan subsidi energi hingga Rp 502 Triliun.
BACA JUGA: Ekonom Punya Solusi Konkret untuk Mencegah Kenaikan Harga BBM
Namun, kata Kurnasih, eksekusi lapangan dengan pidato Jokowi berbeda jauh. Pemerintah justru berniat menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Istilahnya belum kering ucapan beliau (Jokowi, red) sudah keluar rencana kenaikan harga BBM subsidi," kata legislator Daerah Pemilihan II DKI Jakarta itu.
Bagi Kurniasih, pemerintah bisa mengevaluasi beberapa proyek nasional yang menghambur-hamburkan anggaran ketimbang menaikkan BBM bersubsidi.
Dia kemudian menyinggung anggaran seperti proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang dampaknya tidak bisa dirasakan seluruh masyarakat.
"Beban negara dikurangi dengan kenaikan harga BBM subsidi, tetapi bebannya beralih ditanggung oleh keluarga menengah ke bawah ini, sementara proyek-proyek yang memakan APBN besar seperti kereta cepat Jakarta-Bandung dan IKN jalan terus," ujar Kurniasih. (ast/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Aristo Setiawan