Jadi Pembawa Pesan Sekaligus Penjaga Perasaan

Kamis, 05 September 2013 – 01:21 WIB
Puan Maharani bersama Wakil Ketua MPR RI, Hajriyanto Y Thohari memegang buku berjudul "Pak Taufiq dan Bu Mega: Cerita Ringan, Lucu dan Unik dari Keluarga Politik" karya jurnalis Rahmat Sahid (kanan) saat peluncuran buku di DPR RI, Rabu (4/9). Foto: JPPhoto

jpnn.com - PUAN Maharani blak-blakan tentang kisah hubungan kedua orang tuanya, mendiang Taufiq Kiemas dan Megawati Soekarnoputri. Puan menuturkan, semasa Taufiq masih hidup memang sering berbeda pandangan dengan Megawati.

Menurut Puan, dirinya pun harus pandai-pandai ngemong perasaan kedua orang tuanya saat terlibat silang pendapat. Berbicara pada peluncuran buku karya Rahmat Sahid berjudul "Pak Taufiq dan Bu Mega: Cerita Ringan, Lucu dan Unik dari Keluarga Politik" di gedung DPR RI, Rabu (4/9), Ketua Fraksi PDIP DPR itu menceritakan, suatu ketika dirinya harus berperan sebagai kurir bagi ayah sekaligus ibunya. Intinya, Puan menjadi pembawa pesan bagi Taufiq untuk Mega maupun sebaliknya.

BACA JUGA: Proyek Alat Olahraga untuk Hambalang Diduga Menyimpang

Sempat jeda bercerita karena tak kuasa menitikkan air mata, Puan melanjutkan, suatu saat ia pernah diutus Taufiq untuk menyampaikan pesan ke Megawati. Tanpa merinci penyebab perbedaan pandangan antara Megawati dengan Taufiq, Puan mengungkapkan bahwa kala itu kedua orang tuanya sedang terlibat perbedaan pandangan yang tajam.

Kebetulan,  Taufiq sebagai Ketua MPR RI tinggal di rumah dinas di Widya Chandra, Jakarta Selatan. Sedangkan Megawati tetap tinggal di kediaman pribadinya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat. "Ibu saya sudah tahu bahwa saya bawa pesan dari papa. Mau papamu apa?" kata Puan menirukan pertanyaan ibunya.

BACA JUGA: Tiga PP Tentang Ormas Ditarget Segera Terbit

Di hadapan Megawati, Puan pun menceritakan keinginan Taufiq. Megawati, lanjut Puan, langsung memberi respon sekaligus jawaban untuk Taufiq.

Namun Puan tahu bahwa ayahnya masih emosi. Karenanya, Ketua DPP PDIP itu memilih memendam dulu jawaban dari Megawati untuk Taufiq.
 
Sampai akhirnya beberapa hari kemudian, Puan baru menyampaikan jawaban dari ibunya untuk ayahnya. "Saya telpon papa (Taufiq, red). Pa, saya mau ke rumah untuk sampaikan jawaban ibu," ucap Puan mengenang.

BACA JUGA: Hubungan RI-Belanda Dinilai Tanpa Dasar Hukum

Ia juga menuturkan pengalamannya ketika menjadi rebutan kedua orang tuanya. Puan memang anak perempuan satu-satunya dari pasangan Taufiq-Megawati.

"Papa bilang Puan itu anaknya. Tapi ibu saya tak mau terima. Saya anak ibu juga bukan hanya anak papa," tutur Puan di hadapan wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Y Thohari, pengamat politik M Qodari, penulis Fenty Effendi serta jusnalis yang juga penulis tetralogi sisi lain SBY, Wisnu Nugroho.(ara/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Curiga Bakal Muncul Pemilih Hantu di Pemilu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler