jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Exposit Strategic Arif Sutanto menilai kalangan pemilih muda tidak mudah dipengaruhi calon pemimpin bermodal pencitraan di media sosial.
Arif menyebut kalangan muda sebagai game changer atau pengubah permainan lebih menginginkan calon pemimpin bermodal gagasan.
BACA JUGA: Pak Ganjar Orangnya Asyik, Mau Belajar dari Kreativitas Gen Z dan Milenial
"Kelompok muda ini punya mainstream pemikiran sendiri. Mereka lebih tertarik dengan sosok pemimpin yang mampu bicara mengangkat isu seperti lingkungan hidup dan isu kesetaraan gender," ujarnya dalam diskusi bertema 'Musimnya Capres Cari Pasangan' di Jakarta Selatan, Sabtu (16/9) yang juga direlai Radio Ganjar melalui streaming.
Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan jumlah pemilih Pemilu 2024 didominasi kalangan generasi Z dan milenial.
BACA JUGA: Mahkamah Konstitusi Diminta Akomodir Milenial dan Gen Z Soal Gugatan Usia Cawapres
Jumlah pemilih dari gabungan kelompok yang sering disebut dengan istilah zilennial itu mencapai lebih dari 113 juta.
Angka itu setara dengan 56,45 persen dari total jumlah pemilih Pemilu 2024 yang mencapai 204.807.222 orang.
BACA JUGA: M Prabowo Subianto Mandi di Sungai Musi, Terseret Arus, Lalu Dicari
Pengamat politik dari Palmerah Syndicate Subhan SD yang juga menjadi pembicara dalam diskusi itu menyebut kelompok zilenial memiliki pemikiran sendiri tentang Indonesia pada masa depan.
"Mereka juga punya sebuah gagasan masa depan Indonesia ke depan, bukan sekadar berputar-putar di permukaan mengacu popularitas serta elektabilitas saja," katanya.(jpnn.com)
Redaktur : Antoni
Reporter : Tim Redaksi