Jadi Perusahaan Terbesar di Asia Tenggar, Semen Indonesia Perlu Tiru

Senin, 26 Mei 2014 – 00:52 WIB

jpnn.com - PADANG - Keberhasilan holding PT Semen Indonesia menjadi perusahaan semen terbesar di Asia Tenggara harus bisa menjadi contoh bagi perusahaan lainnya di Indonesia.

"BUMN lainnya tak perlu ragu-ragu mengambil langkah restrukturisasi, sehingga mempercepat langkah menuju yang terbesar," ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan dalam silaturahmi bersama komisaris dan direksi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, di Kompleks PT Semen Padang, Indarung, Padang, Minggu (25/5) malam.

BACA JUGA: Kebijakan Revolusioner Bisa Kembalikan Swasembada Pangan

Selama ini, Dahlan mengaku hanya mendengar ucapan meningkatkan daya saing, dan meningkatkan daya saing. Namun kenyataannya, praktiknya antidaya saing.

"Jadi, ngomongnya meningkatkan daya saing, tapi langkahnya antidaya saing. Ini yang bikin saya kesel. Hanya bicara langkah, namun tidak pada praktiknya," kata Dahlan.

BACA JUGA: Indef Sebut Struktur Ekonomi Nasional Rapuh

PT Semen Indonesia, aku Dahlan, patut ditiru. Itu karena pencapaiannya mengukir sejarah di Indonesia dengan menjadi pabrik terbesar se-Asia Tenggara.

Tak lupa Dahlan memuji komisaris dan direksi Semen Indonesia yang dinilainya berhasil membuat kebijakan strategis.

BACA JUGA: Pulsa Listrik Sulit Dibeli, Ini Penjelasan PLN

Seiring keberhasilan menjadikan Semen Indonesia terbesar di ASEAN, Dahlan sudah berkomitmen untuk membuat perusahaan besar lainnya.

Dahlan juga mewanti-wanti agar keberhasilan ini jangan sampai tersandung dan atau terganggu persoalan politik. Pasalnya, BUMN berdiri dan bergerak tidak melibatkan keuangan nagara.

"Sebaiknya proyek besar selalu di tangan BUMN, sehingga keuangan negara dapat serius diprioritaskan untuk membangun daerah. Jika perlu, kita membeli perusahaan dari luar negeri dan tender engineering luar negeri. Tetap perusahaan asing yang bekerja, namun perusahaan itu milik kita," tegasnya.

Dia mencontohkan rencana pembangunan jalan tol di atas Teluk Balikpapan sepanjang lebih dari 12 kilometer yang rencananya juga ditangani BUMN.

"Ini yang harus dilakukan. BUMN menjalankan proyek besar. Saya telah tekankan untuk kontraktor BUMN tidak boleh menangani proyek di bawah Rp 25 miliar bahkan akan naik menjadi Rp 50 miliar, dan dikerjakan swasta. Karena memang, BUMN telah berkembang pesat," tukasnya. (c)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Great Gatsby Night ala Gebyar BCA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler