jpnn.com, JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri Group) menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.
Perusahaan itu mengoperasikan pabrik Naphtha Cracker, Styrene Monomer, Butadiene, MTBE dan Butene-1 satu-satunya di Indonesia, didukung oleh aset infrastruktur inti yang mencakup fasilitas energi, pengolahan air, jetty & tank.
BACA JUGA: Chandra Asri Diganjar Penghargaan ICSRA VI
"Saat ini, Chandra Asri merupakan pemimpin pasar di sektor petrokimia di Indonesia dengan berbagai proyek ekspansi yang telah dilakukan di antaranya pembangunan Pabrik Butadiene, Syntetic Rubber, New Polyethylene, MTBE dan Butene-1," kata Edi Riva’i selaku Legal, External Affairs and Circular Economy Director dalam ASEAN Business Advisory Council-Private Event Session with Chandra Asri di Hotel Sultan, Senin (4/9).
Selain itu, terdapat juga beberapa proyek yang saat ini dalam pipeline di antaranya Pabrik Chlor Alkali dan Ethylene Dichloride.
BACA JUGA: Gelar Operasi Semut yang Kedua di Area CFD, Chandra Asri Kumpulkan 2,3 kg Sampah
Edi menyampaikan Chandra Asri sebagai Mitra Pertumbuhan (Growth Partner) berusaha mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dengan aktif mengarahkan bisnisnya dalam adaptasi terhadap perkembangan bisnis global yang selalu berubah.
Sesuai dengan prioritas di tahun 2023 untuk memperluas bisnis petrokimia, Chandra Asri melalui PT Chandra Asri Alkali (“CAA”) membangun Pabrik CA-EDC berskala dunia dengan harapan dapat menunjang percepatan pertumbuhan Industri Hilir Nasional.
BACA JUGA: Chandra Asri Raih 3 Penghargaan di Ajang TOP CSR Award 2022
Lalu, mendukung ambisi Indonesia sebagai salah satu penghasil nikel terbesar di dunia, sekaligus memosisikan diri dalam rantai nilai kendaraan listrik global.
"Chandra Asri memiliki rencana pertumbuhan dengan 3 pilar Big, Long and Diversify hingga tahun 2030, yang mana terdapat beberapa proyek yang termasuk di dalamnya," ucap Edi.
Beberapa proyek itu di antaranya proyek ekspansi pembangunan pabrik petrokimia terintegrasi ke-2 (BIG), hilirisasi produk petrokimia EDC dan kimia anorganik CA (LONG). Juga pengembangan bisnis ke sektor infrastruktur melalui akuisisi KDL dan KTI (Diversify).
Pada kesempatan sama, ESG and Sustainability Director Phuping Taweesarp mengungkapkan Chandra Asri senantiasa berkomitmen menjalankan bisnis dengan menekankan pada prinsip keberlanjutan dan aspek-aspek ESG yang mendorong mereka mengembangkan program sosial dan lingkungan.
Chandra Asri sebagai mitra pertumbuhan (growth partner) senantiasa berkomitmen menjalankan bisnis dengan sejalan dengan prinsip Circular Economy dan ESG dengan pilar R.E.S.P.O.N.S.I.B.L.E.
Salah satu hal yang menjadi fokus perusahaan ialah mengatasi permasalahan sampah plastik dengan memberikan nilai tambah (added value) pada produk dan memberi manfaat bagi masyarakat yang terlibat.
Sebagai indikator pencapaian, Chandra Asri menggunakan sejumlah peringkat ESG dan parameter pengakuan di dalam negeri. Di internasional, Morningstar Sustainalytics telah memberikan Chandra Asri peringkat risiko ESG rendah dalam satu persen teratas industri kimia komoditas, dan menetapkan sebagai Top-Rated Industry Performer.
Chandra Asri juga menerima peringkat BBB dari MSCI ESG Rating pada posisi kuartil pertama dalam industri. Di dalam negeri, menerima penghargaan PROPER hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk tahun ke-2 berturut-turut.
Bursa saham Indonesia juga telah memasukkan saham Chandra Asri dalam Indeks ESG Leader, 30 teratas performa ESG dari anggota IDX.
"Itu bukti kerja keras tim kami yang telah fokus dan berdedikasi untuk menjalin ESG ke dalam strategi kami sehari-hari, jangka menengah, dan jangka panjang. Ini jelas menunjukkan bahwa Chandra Asri berada di jalur yang benar dalam perjalanan perbaikan berkelanjutan kami untuk keunggulan operasional kelas dunia," tutur Phuping Taweesarp. (esy/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Mesyia Muhammad