jpnn.com - JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah meminta para pembantunya di kabinet yang disibukkan oleh agenda politik di pemilu presiden (pilpres) untuk mundur saja dari posisi menteri. Namun, dua menteri asal Partai Amanat Nasional (PAN) yang duduk di tim sukses (timses) pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yakni Azwar Abubakar dan Zulkifli Hasan menolak mengikuti permintaan SBY itu.
Keduanya menilai kegiatan sebagai tim pemenangan tidak mengganggu kinerja di pemerintahan. Azwar yang juga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, mengaku sudah biasa menyeimbangkan antara tugas partai dan negara.
BACA JUGA: Setiap Kubu Capres Dikawal 186 Personel Polri
"Kemarin-kemarin (pemilu legislatif) juga saya bisa, cukup cuti dan Sabtu-Minggu saja kampanye," kata Azwar kepada wartawan di Hotel Four Seasons, Jakarta, Selasa (3/6).
Lagipula, lanjutnya, saat ini banyak program-program penting yang tengah dikerjakan kementeriannya. Menteri asal Aceh itu merasa perlu turun langsung untuk mengawal pelaksanaanya.
BACA JUGA: Tim Jokowi-JK Laporkan Dana Awal Kampanye
"Sayang dong program reformasi birokrasi kalau saya mundur, sekarang itu banyak yang kritis. Jadi saya tidak mau juga program kementerian sampai terbengkalai," tutur anggota Dewan Penasehat tim Prabowo-Hatta ini.
Hal senada disampaikan Zulkifli Hasan yang juga Menteri Kehutanan di KIB II. Rekan separtai Azwar itu mengaku hanya akan cuti dua hari dalam seminggu.
BACA JUGA: 168 Penghuni Dolly Terjangkit HIV-AIDS
Lebih lanjut Zulkifli mengatakan bahwa dirinya bukan sasaran dari pernyataan SBY itu. Pasalnya, Ketua Pelaksana Harian Tim Prabowo-Hatta ini tidak setiap hari mengurusi tim kampanye.
"Kalau mau sebulan penuh turun (kampanye) ya lebih baik mundur. Saya gak tau (menteri) yang lain, kalau saya yang jelas sudah ajukan cuti," ucap besan pendiri PAN Amien Rais ini. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendukung Jokowi Tak Khawatir soal Kecerdasan Prabowo
Redaktur : Tim Redaksi