Jadikan Indonesia Kiblat Fesyen Muslim

Jumat, 31 Mei 2013 – 06:30 WIB
JAKARTA – Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menantang para perancang busana muslim tanah air untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia pada 2020. Ketua Umum PAN itu mendorong para perancang terus berkarya dengan kreativitas dan inovasi tanpa batas. Hatta yakin Indonesia punya potensi besar untuk menjadi panutan dunia di bidang busana muslim. Paling tidak bangsa ini bisa menjadi panutan dunia di tiga area penting yakni, fesyen muslim, kuliner atau halal food, dan industri keuangan syariah.

”Sebagai Menko Ekonomi saya harus katakan yes we can. Asal ada spirit di antara kita, spirit pasti bisa. Kalau ada kemauan, Insya Allah diberi jalan,” kata Hatta ketika membuka Indonesian Islamic Fashion Fair 2013 (IIFF 2013) di Assembly Hall-Jakarta Convention Center (JCC), Senayan Jakarta, Kamis (30/5).

Dia memaparkan tiga alasan mengapa begitu optimistis. Pertama, Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia. Kedua, mayoritas masyarakat muslim di Indonesia itu moderat, modern, dan demokratis. Model dan gaya busana muslim pun berkembang dinamis, selalu mengikuti perkembangan zaman, dan tidak monoton. Faktor ketiga, karena ekonomi Indonesia terus tumbuh pesat. Di tengah perekonomian yang tumbuh baik, munculah kelas menengah yang doyan belanja. Dalam berbelanja, mereka mulai memperhatikan kualitas dan bukan sekadar mencari yang harganya murah.

Jumlah kelas menengah saat ini mencapai 74 juta jiwa. Mereka membelanjakan USD 200 per bulan per orang. Dari 74 juta jiwa middle class itu, ada 20 juta jiwa yang belanjanya lebih dari USD 200 per bulan. ”Kelas menengah itu akan terus bertambah jumlahnya. Ini merupakan pasar potensial bagi industri fesyen,” kata Hatta.

Dia pun berpesan agar Indonesian Islamic Fashion Fair ini dijadikan agenda internasional. Dengan demikian, busana muslim Indonesia dengan segala keunikan dan kelebihannya bisa ditunjukkan kepada dunia. ”Berikan juga akses seluas-luasnya kepada orang-orang kreatif agar mereka bisa terus menciptakan karya-karya terbaik,” katanya.

Indonesian Islamic Fashion Fair tahun ini merupakan yang keempat kalinya digelar. Penggagasnya adalah Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) bersama Indonesia Islamic Forum Consortium. Selama pameran yang digelar empat hari, panitia mengincar omzet Rp 3 miliar, naik dari tahun lalu yang hanya Rp 1 miliar.

”Kami berani menargetkan omzet naik tiga kali lipat karena pameran yang berlangsung kali ini lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jumlah peserta pameran juga naik dari tahun lalu 120 merek dan disainer menjadi 182 merek dan desainer,” kata Irna Mutiara, Ketua Pelaksana IIFF 2013. Pada acara ini ditampilkan pula pameran busana dari disainer Itang Yunasz dan Ida Royani. (dri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berkas LHI Selesai Tanpa Darin Mumtazah

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler