Jadwal Debat Capres Edisi Terakhir Belum Ditetapkan

Jumat, 21 Desember 2018 – 00:33 WIB
Ketua KPU Arief Budiman. Foto: Charlie L/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tim kampanye dua pasangan calon presiden – calon wakil presiden telah menyepakati jadwal dan materi debat capres dan cawapres untuk Pilpres 2019. Kecuali debat terakhir, semua jadwal debat dan pesertanya sudah disepakati. Termasuk di dalamnya tema-tema yang akan diangkat dalam setiap edisi debat.

Kesepakatan itu diambil dalam pertemuan yang diselenggarakan KPU bersama tim pemenangan masing-masing paslon presiden-Wapres, Rabu (19/12). Ketua KPU Arief Budiman menegaskan bahwa semua kegiatan debat bakal dilangsungkan di Jakarta. Itu berbeda dengan wacana awal yang sempat menyisipkan jadwal debat di Surabaya.

BACA JUGA: Sesumbar Fadli Zon: Debat Melawan Jokowi Terlalu Mudah

Debat pertama bakal dilangsungkan pada 17 Januari di Hotel Bidakara Jakarta. ’’Tanggal 9 Januari kami akan melakukan awalan penyampaian visi-misi oleh masing-masing tim kampanye,” terang Arief.

Mereka akan menyampaikan visi dan misi paslon agar publik memiliki gambaran sebelum debat yang sesungguhnya dimulai.

BACA JUGA: Besok, Prabowo Bakal Tatap Muka dengan SBY

Khusus untuk debat terakhir, Arief menjelaskan bahwa masing-masing paslon akan melihat jadwal mereka pada April. Karena itu, jadwal debat kelima masih kosong. Tapi, hampir dipastikan debat kelima berlangsung April karena debat keempat diadakan pada 30 Maret.

Mengenai nama panelis, masing-masing paslon mengusulkan dua nama, sementara KPU tiga nama. KPU mengonsultasikan terlebih dahulu dengan kedua paslon, apakah tidak keberatan nama-nama panelis dipublikasikan bila telah ditentukan. Untuk moderator, namanya akan ditentukan pada 26 Desember.

BACA JUGA: Pesan Ulama Karismatik Banten untuk Hasto demi Jokowi-Maruf

Direktur Program Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Aria Bima mengapresiasi keterbukaan KPU dalam mempersiapkan debat paslon. Pelibatan masing-masing tim kampanye membuat pengambilan keputusan menjadi partisipatif. ’’Kami bisa mengerti betul hal yang substantif dibicarakan,’’ terangnya.

Selain itu, lanjut dia, masing-masing tim kampanye sepakat dengan usulan KPU untuk melakukan kanalisasi suporter dari kedua paslon. Tujuannya mencegah ketegangan antar-pendukung. Para pendukung bisa memberikan dukungan sembari melihat tayangan debat dari layar besar. Dengan demikian, suasana tetap semarak.

Bima menambahkan, seluruh tema yang disepakati merupakan topik-topik krusial yang terkait langsung dengan berjalannya sebuah negara. Tentu saja juga berkaitan dengan kepentingan masyarakat.

’’Tapi, tadi sepakat kelihatannya persoalan ekonomi menjadi sesuatu yang sama-sama kita tempatkan jadi topik yang penting,’’ tambahnya.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Priyo Budi Santoso juga mengapresiasi sistem partisipatif dalam menyiapkan debat. Yang jelas, ada sejumlah perbedaan dengan debat pada Pemilu 2014. Terutama soal pendukung paslon yang diizinkan berada di dalam ruang debat.

Pada 2014, ada sekitar 200 orang yang memenuhi ruang debat sehingga menjadi riuh. ’’Tadi disarankan separonya saja. Cukup 100 orang paling top dari kedua pasangan,’’ lanjutnya. Termasuk di dalamnya tim pakar masing-masing paslon. Harapannya, audiens bisa benar-benar fokus menikmati sesi debat para kandidat dan tidak terganggu oleh kehadiran pendukung.

Selain itu, tambah Sekjen Partai Berkarya tersebut, pihaknya mengusulkan debat tidak dibuat seperti model cerdas cermat. Sebab, yang disandingkan kali ini adalah calon-calon pemimpin negara. Juga jangan sampai ada upaya saling menjatuhkan antarkandidat. Usulan itu bisa diterima dengan baik oleh TKN Jokowi-Ma’ruf. (byu/c6/fat)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Memenangkan Jokowi-Maruf di Banten Menyangkut Harga Diri


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler