jpnn.com, JAKARTA - Smart City (Kota Cerdas) adalah konsep yang digembar-gemborkan para kepala daerah. Seperti yang digaungkan di Surabaya, kota cerdas dipublikasikan sebagai branding kinerja Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Namun, sayangnya nama Surabaya tidak tercatat sebagai smart city kali ini.
Terbukti dalam survei yang dirilis The IMD World Competitiveness Center’s Smart City Observatory, dari ratusan kota dunia tidak ada Kota Surabaya di dalam daftar tersebut.
BACA JUGA: Ibu Kota Baru Akan Disulap Jadi Smart City dan Bush Capital
Tercatat hanya ada Jakarta, Makassar, dan Medan yang masuk dalam kategori Smart City.
Adapun negara yang menempati rangking pertama smart city adalah Singapore, Zurich, Oslo, Geneva, Copenhagen, Auckland, Taipei City, Helsinki, Bilbao, and Dusseldorf.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Honorer K2 Belum Nikmati Kemerdekaan, Ratusan Warga Wuhan Party di Kolam
Konsep “Smart City” disebut menjadi solusi membenahi pembangunan sistem dan infrastruktur kota. Rancangan smart city dipercaya mampu mendongkra akselerasi ekonomi.
“Konsep kota pintar tumbuh dan berkembang di seluruh belahan dunia. Realitas ekonomi tidak bisa diabaikan: kota-kota di negara-negara miskin menghadapi kerugian membutuhkan tindakan khusus untuk memperbaiki jalan keluar untuk pembangunan yang lebih cerdas, ” kata Direktur The IMD World Competitiveness Center’s Smart City Observatory, Profesor Arturo Bris.
BACA JUGA: Salah Kaprah Kepala Daerah soal Smart City, Kurang Cerdas
Sebelumnya, beberapa tahun lalu Tri Rismaharini mengungkapkan Kota Surabaya menerapkan konsep smart city.
Penerapan itu terbagi dalam enam parameter yakni smart people, smart living, smart goverment, smart economy, smart mobility, dan smart environment. (flo/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Natalia