Jakarta Raih Predikat Kota Terbaik Layanan Transportasi, Fahira Idris Bilang Begini

Minggu, 01 November 2020 – 07:31 WIB
Senator dari DKI Jakarta Fahira Idris dorong kampanye masker untuk anak. Foto: Dok DPD RI

jpnn.com, JAKARTA - Provinsi DKI Jakarta menyabet gelar pertama sebagai kota terbaik di dunia dalam layanan transportasi berkelanjutan atau Sustainable Transport Award (STA) 2021.

Sebelumnya pada 2019 lalu, DKI Jakarta terpilih sebagai kota kedua terbaik di dunia dalam penghargaan yang sama.

Dinobatkannya Jakarta sebagai yang terbaik oleh The Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) yang berbasis di Kota New York, Amerika Serikat ini dikarenakan terjadi perbaikan mobilitas kota dan inovasi sistem transportasi yang sangat signifikan khususnya layanan Transjakarta.

Menanggapi itu, Anggota DPD RI DKI Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, prestasi ini adalah buah dari kemauan politik kuat dan keberpihakan yang tepat Gubernur DKI Jakarta yang disempurnakan dengan kerja keras dan kerja cerdas Pemprov DKI Jakarta, Transjakarta dan seluruh pemangku kepentingan transportasi terutama warga Jakarta.

"Penghargaan sebagai kota terbaik dalam layanan transportasi berkelanjutan ini buah dari keberpihakan kebijakan yang melahirkan berbagai terobosan dan inovasi," ungkap Fahira Idris dalam keterangannya, Sabtu (31/10).

Lebih lanjut, Fahira mengatakan persoalan transportasi di Jakarta bukan hanya rumit dan kompleks tetapi juga multidimensi serta lintas-sektoral.

Namun berkat political will, keberpihakan kebijakan maupun anggaran, serta kerja cerdas, persoalan transportasi di Jakarta mulai terurai bahkan mendapat pengakuan dunia internasional.

Menurut Fahira salah satu kunci keberhasilan Pemprov DKI Jakarta dalam mengurai dan mengatasi berbagai persoalan transportasi adalah paham apa yang menjadi masalah, mempunyai formulasi solusi, dan menjalankan solusi tersebut dengan penuh konsistensi.

Selama ini, kata dia, akar persoalan transportasi di Jakarta adalah sistem dan jaringan transportasi antarmoda yang belum seluruhnya terintegrasi dengan baik, sehingga menyebabkan mobilitas penduduk tidak efisien dan efektif.

Menurutnya, selama bertahun-tahun sistem transportasi angkutan jalan raya di Jakarta tidak terhubung dengan baik dengan sistem dan jaringan transportasi berbasis rel.

Selain itu, sistem dan jaringan angkutan bus massal (busway) belum terintegrasi dengan sistem angkutan feeder yang melayani permukiman masyarakat.

Akibatnya, kata dia dari semua kondisi itu (terbatasnya ketersediaan dan pelayanan angkutan umum serta jaringan transportasi belum terintegrasi) menyebabkan masih tingginya penggunaan kendaraan pribadi yang muaranya adalah kemacetan yang makin menggurita.

Namun dalam tiga tahun terakhir ini, lanjut Fahira, semua tantangan dijawab dengan solusi.

Pemprov DKI secara konsisten membangun sistem transportasi umum yang terintegrasi dalam bentuk interkoneksi antarmoda. Selain itu berbagai inovasi model manajemen layanan transportasi umum juga dihadirkan.

Lebih jauh, dia mengungkapkan pembangunan infrastruktur transportasi difokuskan untuk memudahkan publik mendapat pelayanan transportasi umum.

"Mulai dari perluasan daya jangkau transportasi untuk menjangkau seluruh warga dan pengintegrasian sistem transportasi umum dengan pusat-pusat permukiman, pusat aktivitas publik, serta moda transportasi publik dari luar Jakarta. Dengan keberpihakan ini, warga Jakarta mulai beralih naik transportasi umum,” pungkasnya.(mcr3/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA JUGA: Jasa Marga: Dalam 4 Hari Ada 655.365 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bu Titi Merasa Bersalah pada Seluruh Honorer K2


Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler