Jalan Hidup AHY Tidak Akan Seperti Sekarang, Andai Tergoda

Sabtu, 09 April 2022 – 23:23 WIB
Dokumentasi - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kata pepatah, ada banyak jalan menuju Roma. Namun, pilihan hidup seseorang, menentukan jalan hidupnya di kemudian hari.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), misalnya. Sebagai siswa unggul pada masa-masa sekolah di SMA Taruna Nusantara dan Akademi Militer, AHY punya banyak pilihan profesi.

BACA JUGA: Pertama Kali Dalam Sejarah, AHY Menerimanya di Gerbang Masjid

“Andai tergoda, dia tidak akan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat seperti sekarang ini,” kata Wasekjen Partai Demokrat Agust Jovan Latuconsina, kawan satu angkatan AHY di SMA Taruna Nusantara maupun di Akmil.

Di sela-sela perjalanan Safari Ramadan AHY di Yogyakarta dan Jateng, Jovan mengungkapkan pada saat mereka duduk di kelas tiga SMA, ada tawaran dari perusahaan penerbangan Garuda Indonesia yang akan merekrut siswa-siswi terbaik untuk menjadi pilot pesawat komersial.

BACA JUGA: Demokrat NTB Targetkan Jadi Pemenang Pemilu 2024 dan AHY Jadi Presiden

Mereka yang lolos seleksi akan disekolahkan di Selandia Baru dengan tanggungan penuh dan dijamin langsung diangkat menjadi pilot Garuda Indonesia.

Sebagai calon lulusan terbaik, tutur Jovan, AHY lolos seleksi tetapi saat pendalaman wawancara psikologi, dia menolak tawaran untuk jadi pilot komersial Garuda. AHY menegaskan niatnya untuk masuk Akademi Militer.

BACA JUGA: Safari Ramadan, AHY Kunjungi Sanggar Seni Betawi & Masjid di Kemayoran

Tahun 1997, sebagai lulusan terbaik dan mendapat Garuda Trisakti Tarunatama dari SMA Taruna Nusantara, AHY mendaftar ke Akademi Militer.

Namun, saat itu, proses seleksi ke Akademi Militer tidak seperti sekarang. Seleksi masih digabungkan di bawah naungan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau yang populer disebut sebagai AKABRI.

Sebelum masuk Akademi Angkatan atau Matra tertentu, calon siswa mengikuti seleksi umum.

Jovan mengungkapkan hasil seleksi umum menetapkan AHY sebagai calon taruna nomor urut satu di Akademi Angkatan Udara (AAU) dengan hasil psikologinya yang sangat memuaskan.

Dengan tinggi 182 cm, AHY diyakini bisa lolos menjadi Pilot Pesawat Tempur di TNI AU.  Namun, proses seleksi wawancara, AHY kembali menolak untuk menjadi Pilot dan lebih memilih masuk Akademi Militer. 

Padahal hasil seleksi di Akademi Militer menunjukkan nilai psikologi AHY berada pada urutan ke-4 dari 300 lebih calon taruna.

Dengan kerja keras di Akmil, AHY bukan hanya berprestasi di bidang pendidikan tetapi juga dipilih menjadi komandan Resimen Korps Taruna di Akademi Militer atau orang nomor satu di organisasi kemahasiswaan.

Tahun 2000, AHY menjadi lulusan terbaik dengan meraih pedang Trisakti Wiratama.

Selain itu, AHY diberi penghargaan Adhi Makayasa oleh Presiden Abdurrahman Wahid yang diserahkan oleh Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri di Istana Merdeka Jakarta.

Saat AHY lulus dari Akademi Militer, Satuan  Penerbang TNI AD (Penerbad) sedang mencari perwira-perwira terbaik untuk menjadi pilot helikopter.

Ketika itu TNI AD sedang membeli helikopter tempur jenis MI-35 dan MI-17 dari Rusia dalam jumlah besar, sehingga butuh banyak pilot baru.

Sebagai salah satu perwira lulusan terbaik, AHY ditugaskan untuk mengikuti seleksi sebagai pilot helikopter tempur.

Lagi-lagi, AHY lulus serangkaian seleksi, tetapi pada saat pendalaman wawancara, AHY menyatakan lebih memilih menjadi prajurit Korps Infanteri di lingkungan Kostrad.

Andai AHY memilih kesempatan menjadi pilot komersial Garuda, atau pilot pesawat tempur TNI AU atau pilot helikopter TNI AD, belum tentu AHY akan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, dengan tren elektabilitas yang terus meningkat seperti sekarang ini.

“Memang masa depan adalah milik Tuhan, bukan milik manusia, tetapi pilihan-pilihan hidup yang diambil, menentukan jalan hidupnya di kemudian hari," ujar Jovan.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler