Jalur Layang Kereta Api Pertama di Sumut Beroperasi April Mendatang

Minggu, 27 Januari 2019 – 03:59 WIB
Pembangunan rel atau jalur layang kereta api di Jalan Stasiun Med, (9/12/2018) lalu. Saat ini, progres pengerjaan proyek ini sudah 96 persen dan ditargetkan pada April mendatang sudah bisa beroperasi. Foto: SUTAN SIREGAR/JPG

jpnn.com, MEDAN - Masyarakat Kota Medan ditargetkan sudah dapat menikmati jalur layang kereta api dari Stasiun Besar Medan ke Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang, pada April mendatang.

Meski molor dari target yang ditetapkan sebelumnya, yakni Desember 2018 lalu, rel layang pertama di Sumatera Utara ini diyakini sudah dapat beroperasi awal April 2019.

BACA JUGA: Jalur Layang Kereta Api Medan-Kualanamu Segera Beroperasi

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara, Fakhrul Rivai Hasibuan mengatakan, hingga kini proses pengerjaannya sudah mencapai 96 persen. “Kita targetkan siap Maret 2019. Jadi pada akhir Maret atau awal April 2019 sudah bisa dioperasikan,” kata Fakhrul Rivai Hasibuan kepada Sumut Pos, Jumat (25/1).

Menurut Fakhrul, pengerjaan dilakukan di Stasiun Besar Kota Medan dengan melakukan mekanikal elektrikal, finishing, dan secara struktur sudah selesai. Termasuk untuk pemasangan rel kereta api jalur layang dari Medan ke arah Kualanamu atau mengarah ke Mandala, menyisahkan 500 meter lagi. “Kalau mengarah ke Pulo Brayan lebih kurang 3 kilometer lagi. Pemasangannya akan dilakukan awal Febuari 2019 ini,” jelasnya.

Saat ini sedang dilakukan pemasangan rel dan beton rel di sepanjang jalur layang Medan-Kualanamu sepanjang 10,8 kilometer. Pemasangan beton rel ini ditarget selesai pada Maret mendatang. “Jika sudah selesai, pada Maret nanti kita akan undang tim penguji infrastruktur untuk menguji kelayakan dan uji safety. Kemudian, uji beban pada jalur layangnya. Jika lulus, April sudah bisa dioperasikan” bebernya.

Menurutnya, selama proses pengerjaan jalur layang ini, kendala yang dihadapi yakni masih aktifnya jalur yang ada di bawah, sehingga para pekerja harus ekstra hati-hati dalam pengerjaannya.

Dengan segera beroperasinya jalur layang ini, Fakhrul yakin setidaknya dapat mengurai kemacetan yang kerap terjadi di inti Kota Medan, khususnya di kawasan perlintasan kereta api.

“Otomatis berpindahnya operasional kereta api ke jalur layang, mengurangi frekuensi kereta api sampai setengahnya (50 persen) yang ada di jalur bawah. Jika selama ini setiap setengah jam ada kereta api melintas, dengan beroperasinya jalur layang ini bisa per 2 jam kereta api baru melintas di bawah,” ungkapnya.

Sebelumnya, jalur layang kereta api yang dibangun untuk operasi kereta api bandara ke Kualanamu ini ditarget sudah beroperasi pada Desember 2018 lalu, namun molor.

“Memang ada keterlambatan sedikit dari rencana awal. Namun itu demi keamanan proyek tersebut, khususnya saat rampung nanti,” kata Kepala Seksi Prasarana Balai Teknik (Baltek) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, M Yusuf di Medan, Rabu (23/1) lalu.

Apalagi, kata dia, pengerjaan rel layang itu dilakukan di atas sehingga harus ekstra hati-hati agar tidak menimbulkan masalah bagi manusia, angkutan jalan. Termasuk kereta api yang tetap berjalan normal. Dia mengatakan, itu usai pertemuan dengan anggota DPD RI asal Sumut, Parlindungan Purba.

Menurut Yusuf, yang didampingi Manager Humas PT Kereta Api Indonesia Divre I Sumut, M Ilud Siregar, proyek rel layang itu tinggal penuntasan pemasangan rel.

Pengerjaan pendukung lainnya seperti stasiun sudah bisa dikatakan rampung. Dari 10,8 kilometer panjang rel, kata dia, yang belum rampung tinggal sekitar 4 kilometer.

Rel layang itu nantinya akan mengurangi 48 frekuensi lalu lintas kereta api per harinya. “Jadi dengan adanya rel layang, maka bisa sangat membantu menekan kemacetan lalu lintas,” katanya.

Yusuf menegaskan, dari dua jalur layang yang hampir rampung itu, nantinya akan ada pembangunan hingga enam jalur. Proyek itu sekaligus menyelesaikan pembangunan rel layang ke arah Binjai.

Yusuf menegaskan, setelah enam jalur selesai, maka jalur bawah kereta api otomatis digunakan secara terbatas. Pengerjaan proyek rel kereta api layang yang pertama di Sumatera itu sudah dimulai sejak 2015.

Lokasi atau ruang di bawah rel layang itu tidak dikomersialkan. Kawasan itu untuk taman kota atau ruang terbuka hijau.

“Dijadikan ruang terbuka hijau untuk keselamatan semua pihak termasuk kereta api dan sekaligus keindahan kota,” ujar Yusuf.

Manager Humas PT Kereta Api Indonesia Divre 1 Sumut, M Ilud mengatakan, pihaknya bersama Baltek sudah dan terus melakukan berbagai upaya untuk kepentingan penyelesaian proyek jalur layang kereta api itu. Menurut Ilud, beroperasinya rel layang akan semakin mendukung kelancaran jasa transportasi kereta api dan sekaligus meningkatkan keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat.

“KAI dan Baltek berharap semua pemangku kepentingan khususnya masyarakat mendukung pelaksanaan proyek rel layang demi terciptanya peningkatan kualitas transportasi kereta api,” ujar Ilud. (gus/bbs)

 


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler