JAKARTA – Perbaikan jalan raya di jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) saat ini tengah dikebut dan ditargetkan selesai sebelum Lebaran mendatang. Jika sesuai target, maka pada masa mudik nanti Pantura sudah bisa digunakan oleh pengguna jalan.
”Persiapan jalur Pantura menjelang Lebaran pada tahun ini bisa disebut lebih siap dibandingkan tahun sebelumnya. Kementerian PU mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,03 triliun untuk penanganan jalur di Pantura,” ujar Direktur Bina Pelaksana Wilayah II Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Winarno kemarin.
Anggaran itu, lanjut dia, digunakan untuk perbaikan dan perawatan jalur Pantura sepanjang 1.182 km. Nilai anggaran itu melesat Rp 91 miliar dari total kebutuhan anggaran serupa pada tahun lalu. Pada tahun ini, jumlah titik perbaikan lebih sedikit jika dibandingkan tahun lalu.
Penurunan titik disebabkan langkah perbaikan yang sudah dilakukan pada masa sebelumnya dan proses perbaikan tahun ini dilakukan lebih awal. ’’Kesiapan infrastruktur tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Diharapkan sebelum Ramadan tiba semua titik perbaikan jalan maupun jembatan sudah bisa selesai dan bisa digunakan oleh pengguna jalan raya,’’ tambahnya.
Winarno mengakui jumlah anggaran tahun ini lebih besar dari tahun sebelumnya walau titik perbaikan lebih sedikit. Hal itu disebabkan pada tahun ini bentuk pekerjaan lebih sedikit, namun masuk skala yang tidak sederhana pada tahun lalu. Seperti perbaikan dan pembangunan jembatan, hingga penerapan teknologi tinggi di jalanan Pantura.
Untuk Jembatan, tahun ini dilakukan perbaikan dan pembangunan di kawasan Kabuyutan, Pemali, Kapidodo, Rembun, Bremi, dan Ciregol. Pengerjaannya meliputi perbaikan infrastruktur dan pembangunan ruas baru.
Pada ruas jalan, Win menyebut teknologi recycling beton diterapkan pada tahun ini. Teknologi itu menggunakan baja untuk mengganti landasan jembatan dan mempunyai kelebihan pada kekuatan serta kecepatan pengerjaan. Dengan teknologi tersebut, dalam waktu satu pekan titik perbaikan atau pembangunan sudah bisa dilalui kendaraan.
Walau persiapan infrastruktur telah dilakukan lebih awal, bukan berarti kemacetan saat musim mudik lantas hilang sama sekali. Winarno mengingatkan masih ada beberapa titik rawan macet di jalur mudik akibat lonjakan jumlah pengguna jalan. Beberapa titik rawan macet itu tersebar di jalur Cikampek-Cirebon, Losari-Pejagalan-Brebes-Tegal, dan Merak.
Untuk mengantisipasi kemacetan di jalur utama itu, saat ini telah dilakukan perbaikan-perbaikan jalur alternatif dan infrastruktur agar bisa menjadi pilihan para pengguna jalan saat musim mudik tiba,” ujarnya.
Di Merak misalnya, selain fly over, jalur alternatif Merak-Serdang sudah dimuluskan. Di dua ruas rawan macet lainnya sengaja tidak dilakukan pelebaran jalan ataupun pembangunan fly over. Ini mengingat pada ruas tersebut nantinya akan dilalui oleh jalan tol Cikampek-Palimanan dan kemudian akan tersambung ke arah timur melalui tol Kanci-Pejagan. Khusus ruas Losari-Pejagan-Brebes-Tegal, walau belum tersedia jalan tol, saat ini jalur alternatif pada ruas itu juga masuk dalam pengerjaan persiapan jelang Lebaran.
Selama pembangunan tol di ruas Pantura yang nantinya menjadi bagian dari tol Trans Jawa belum selesai, perbaikan dan perawatan infrastruktur menjadi pilihan utama mengingat pelebaran jalan sulit dilakukan. Saat ini, ruas jalan Pantura rata-rata memiliki lebar hingga tujuh meter. Dengan lebar tersebut, ruang di kiri dan kanan jalan sudah sulit untuk dilebarkan lagi.
Padahal, sebenarnya kapasitas jalur Pantura saat ini sudah 140 persen lebih besar dari kemampuannya. Saat ini, volume kendaraan yang melewati Pantura telah mencapai 48 ribu per hari jauh di atas kemampuan normalnya sebesar 20 ribu kendaraan per hari. Perbaikan ruas Pantura tersebut menggunakan anggaran yang terbagi pada pengerjaan per wilayah.
Untuk ruas jalan di wilayah Banten dialokasikan Rp 54 miliar. Lalu, Jawa Barat sebesar Rp 265 miliar, Jawa Tengah Rp 597 miliar, dan Jawa Timur Rp112 miliar. (tir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejagung Tahan Eks Bupati Banyuwangi
Redaktur : Tim Redaksi