jpnn.com, SURABAYA - Keistimewaan Masjid Jami’ Peneleh adalah punya alat penentu waktu salat. Kaum santri bisanya menyebut jam bencet.
Ibnani Yazin - Radar Surabaya
BACA JUGA: Bagaimana Hukumnya Berpuasa tapi Tidak Salat?
Masjid besar yang terletak di tengah perkampungan padat penduduk ini memiliki cara tersendiri dalam menentukan waktu salat lima waktu.
Sufyan mengatakan, menghatamkan satu juz setiap salat Taraweh menjadi taradisi di Masjid Jami’ Peneleh.
BACA JUGA: Saat Buka Puasa Bersama, Zulkifli Ajak Tamu Undangan Dukung Jokowi
Hal tersebut menjadi keistimewaan, sebab tidak banyak masjid di Kota Surabaya melakukan seperti itu.
“Ada tiga masjid kalau tidak salah di Surabaya yang menghatamkan satu juz tiap salat Tarawih, salah satunya Masjid Jami’ Peneleh. Ketika satu hari satu juz, jadi bisa megkatamkan Alquran saat bulan puasa yang biasaya terhitung 30 hari,” ujarnya.
BACA JUGA: Ramadan Masih Bisa Berkaraoke tapi Tanpa LC
Untuk pemilihan imam di Masjid Jami’ Peneleh, tidak sembarangan. Imam masjid dipilih yang benar-benar hafal keselurhan ayat-ayat suci Alquran atau hafidz.
“Imamnya rata-rata alumni santri pondok depan masjid, yang memang pondok tersebut khusus orang-orang yang berniat menghafal Alquran,” tambah Sufyan.
Pembacaan satu juz Alquran dalam salat Tarawih, tidak membuat para jamaah enggan untuk salat di masjid ini.
Hal malah menjadi daya tarik tersendiri, baik dari warga sekitar atau warga luar Jalan Peneleh.
“Orang dari luar Peneleh juga banyak yang berdatangan ke sini. Jumlahnya banyak,” ungkap Sufyan.
Hingga saat ini tradisi salat Tarawih dengan khatam satu juz setiap malamnya, masih dilakukan di masjid yang dirikan oleh Raden Rahmat yang lebih dikenal dengan Sunan Ampel.
Berbagai aktivitas lain, seperti salat tahajud berjamaah di malam ke 20 bulan Ramadan, dilanjut sahur bersama juga menjadi kegiatan rutin di masjid ini. (*/no)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ramadan, Sampah Jadi 600 Ton Sehari
Redaktur : Tim Redaksi