JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, menepis tudingan bahwa rencana pemerintah menaikkan harga BBM pada 1 April mendatang karena demi mencari dana Bantuan langsung Tunai (BLT) demi kepentingan parati politik. Menteri yang juga politisi Partai Demokrat iru menegaskan, BBM dinaikkan semata-mata karena alasan ekonomi.
"Saya bantah anggapan itu. Sering saya katakan tidak ada presiden yang mau membuat rakyatnya melarat, termasuk para mantan presiden yang pernah menaikkan BBM," kata Jero Wacik dalam konferensi pers di kantor ESDM, Rabu (28/3).
Menurutnya, langkah pemerintah menaikkan harga BBM itu juga demi rakyat. Yakni agar perekonomian nasional tidak semakin terpuruk karena APBN jebol akibat beban subsidi.
Kenaikan BBM ini awalnya sudah coba disiasati oleh pemerintah sampai akhir tahun 2011. Namun ternyata hingga Januari 2012 lalu harga minyak internasional (ICP) terus menanjak hingga USD 119. Harga itu naik lagi menjadi USD 122 pada Bulan Februari dan menjadi USD 128 pada Maret ini. "Dengan ICP seperti itu, tidak ada cara cepat menanggulanginya selain menaikan harga BBM," tegas Jero Wacik.
Ia juga menujukkan grafik mulai tahun 1990 - 2010 tentang hubungan harga premium di dalam negeri dengan harga ICP. Pada 2005, ICP di kisaran USD 61 dan pemerintah menaikkan harga BBM jadi Rp.4500.
Kemudian pada 2008 saat ICP naik menjadi USD 109 dollar, harga BBM bersubsidi dinaikkan menjadi Rp.6000rb/liter. Namun pada 2008 pula ICP turun sehingga harga BBM diturunkan tiga kali menjadi Rp 5500 per liter, Rp 5000 per liter dan terakhir Rp 4500 pe liter.
"Sekarang ICP naik lebih 109 dolllar, yakni USD 122. Sehingga BBM kembali harus naik jadi Rp.6000," kata Wacik.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usulan Raskin ke-14 Akhirnya Diterima
Redaktur : Tim Redaksi