jpnn.com - Menikah memang bukan hanya menyatukan dua sejoli yang sepakat hidup bersama. Sebab, menikah berarti ada keluarga, termasuk mertua.
Menantu pun harus pintar-pintar menjaga perasaan mertua. Jika tak mampu memomong mertua, seseorang yang berupaya membina rumah tangga bisa gagal.
BACA JUGA: Asmara Ibu Mertua & Menantu Pria karena Kabar Anunya Besar
Itu pula yang terjadi pada Karin -bukan nama sebenarnya- yang tengah mencari surat keterangan cerai di Pengadilan Agama (PA) Kelas IA Surabata, pekan lalu. Sembari mengurus anak yang masih balita, Karin menceritakan kisah rumah tangganya kepada Radar Surabaya.
Karin sudah bercerai dari suaminya sekitar sembilan tahun lalu. Sebut saja mantan suaminya itu bernama Donwori.
BACA JUGA: Suami Anunya Besar Bukan Jaminan Memuaskan, Istri Pilih Mendesah Bersama yang Lincah
Menurut Karin, dirinya dari keluarga miskin. Perempuan yang kini berusia 35 tahun itu bekerja sekenanya.
Sementara Donwori dari keluarga berada. Sejak awal menikah, Karin kurang diterima oleh keluarga Donwori.
"Malah dulu jauh sebelum nikah, ibunya datang ke rumah, tak persilakan masuk pun menolak. Aku pertemukan bapak ibuku juga menolak,” ujar Karin menceritakan mantan mertuanya.
Karin mengatakan, ibunda Donwori pernah bertanya satu hal saja. “Intinya, serius mau nikah sama anaknya (Donwori, red) atau enggak," kata Karin.
Saat itu pula Karin sudah punya feeling soal calon mertuanya. Namun, kala itu Karin seperti tutup mata karena kadung mencintai Donwori.
"Kok rasa-rasanya calon mertuaku ini gak suka sama saya, tetapi aku kadung cinta sama anaknya," kenangnya.
Modal nekat membuat Karin tetap bisa menikah dengan Donwori. Namun, keluarga Donwori memang tak bisa menerima kehadiran Karin.
Setelah menikah, Karin tinggal di rumah Donwori. Hanya saja, sejak itu pula Karin terus dicela.
Kata-kata nyinyir sudah menjadi santapan harian bagi Karin. Keluarga Donwori merasa rugi dengan kehadiran Karin.
"Saking stresnya saya dulu, anakku lahir prematur. Kasihan, kurus kecil," ujarnya.
Namun, suatu ketika ibunda Donwori meminta Karin pergi dari rumah. Saat itu Donwori sedang bekerja sehingga tak tahu soal perlakuan yang diterima Karin.
Orang tua Donwori mengusir Karin dengan alasan sudah punya calon menantu. Donwori akan segera dinikahkan dengan wanita dari keluarga berada.
“Aku diminta membawa semua barangku. Bawa anak sekalian disuruh minggat," lanjutnya.
Ternyata Donwori tak membela Karin. Menurut Karin, mantan suaminya memang sangat menurut kepada orang tua.
Akhirnya rumah tangga Karin dan Donwori berakhir. Keduanya bercerai sembilan tahun silam.
Menjanda tentu membuat beban Karin kian berat. Setelah enam tahun menjanda, Karin punya pasangan lagi.
Pendamping Karin itu adalah pria asal Jerman. Meski Karin merasa tak begitu cantik, namun pasangannya selalu memujinya.
Si bule menyebut Karin eksotis. Selain itu, Karin juga bersyukur karena orang tua si bule juga menerimanya dengan baik.
Karin menuturkan, mertuanya yang baru tak gila hormat. Karin bangun kesiangan pun tak dipersoalkan.
Kadang ketika Karing kerinan, di meja makan sudah tersaji sarapan. "Coba kalau di Indonesia, sudah dihujat, disindir-sindir, belum jadi bahan gosip tetangga," imbuhnya.
Selain itu, keluarga si bule juga tak mempersoalkan latar belakang Karin. "Kalau dibandingkan mertua yang dulu memang jauh.(sb/is/jay/JPR)
Redaktur & Reporter : Antoni