jpnn.com, JAKARTA - Jahe merupakan tanaman herbal kaya manfaat. Jahe terbukti mampu meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah berbagai penyakit. Terlebih lagi, di tengah merebaknya virus corona, konsumsi jahe makin meningkat.
Manfaat jahe untuk mencegah infeksi virus corona membuat orang ingin mengonsumsi herbal satu ini. Jahe biasa dikonsumsi sebagai minuman, suplemen, dan penyedap makanan.
BACA JUGA: Jangan Sembarangan Meracik Temulawak, Jahe, Kunyit
Namun, konsumsi jahe juga tidak boleh berlebihan. Konsumsi jahe yang berlebihan justru akan menimbulkan sejumlah masalah.
Selain itu, bagi orang dengan kondisi kesehatan dan mengonsumsi obat-obatan tertentu, jahe tak boleh dikonsumsi sembarangan.
BACA JUGA: Benarkah Jahe Bisa jadi Penangkal Virus Corona?
Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir laman Stylecraze, Minggu (5/4).
1. Menyebabkan Mulas
BACA JUGA: Selain Minum Jahe, Cara ini juga Perlu Dilakukan Agar Terhindar dari Virus Corona
Jahe, jika dikonsumsi dalam dosis yang lebih tinggi (lebih dari 4 gram per hari) bisa menyebabkan mulas ringan. Sesuai bukti anekdotal, kemungkinan efek samping lainnya termasuk sakit perut dan sendawa.
Jika Anda menggunakan jahe sebagai obat alternatif dan mengalami mulas sebagai efek samping, Anda mungkin ingin mencoba jahe dalam bentuk kapsul. Ini mungkin tidak menghasilkan efek samping.
2. Menyebabkan Pendarahan
Jahe bisa memperburuk masalah perdarahan. Ini tidak hanya berlaku untuk ramuan, tetapi juga untuk setiap bahan yang hadir dalam ramuan. Beberapa ahli percaya bahwa jahe bisa menyebabkan perdarahan karena sifatnya anti-platelet (pengencer darah).
Beberapa percaya jahe lebih lanjut bisa meningkatkan risiko pendarahan ketika dikonsumsi bersama dengan herbal lain seperti cengkeh, bawang putih, ginseng, dan semanggi merah.
3. Menyebabkan Diare
Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, jahe bisa menyebabkan diare. Gingerol, bahan aktif dalam jahe, mempercepat perjalanan makanan melalui usus dan bisa menyebabkan diare.
Diare bisa terjadi ketika tinja bergerak terlalu cepat melalui saluran pencernaan. Motilitas gastrointestinal yang tidak normal dan sekresi cairan yang berlebihan pada saluran pencernaan menyebabkan diare.
4. Gusar Perut
Jahe merangsang sekresi empedu, yang bermanfaat bagi pencernaan. Tetapi jika perut Anda kosong, maka hal ini bisa menyebabkan rangsangan lambung berlebih, menyebabkan gangguan pencernaan dan perut buncit.
Gingerol dalam jahe (yang mirip dengan capsaicin, bahan aktif dalam banyak rempah-rempah dan cabai) dianggap mengiritasi lambung, sehingga menghasilkan lebih banyak asam. Ini bisa membuat Anda merasa tidak tenang. Namun, beberapa bukti menyatakan bahwa jahe sebenarnya bisa membantu mengobati sakit perut.
5. Mungkin Tidak Aman Selama Kehamilan
Asupan jahe yang berlebihan selama kehamilan juga bisa menyebabkan refluks asam dan mulas. Jahe bisa meningkatkan risiko perdarahan dengan mengurangi agregasi trombosit.
Oleh karena itu, ibu yang kehilangan banyak darah selama persalinan harus menjauhkan diri dari jahe pada hari-hari awal setelah melahirkan.
6. Penyebab Gas Dan Kembung
Teh jahe bisa menyebabkan efek samping pencernaan ringan. Ini paling sering berdampak pada sistem pencernaan bagian atas dan menyebabkan gas pencernaan bagian atas.
Mengganti jahe dengan suplemen bisa menjadi salah satu solusi untuk ini. Tetapi pastikan Anda berbicara dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. (fny/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Djainab Natalia Saroh, Fany