jpnn.com, JAKARTA - Mobil dengan transmisi manual saat ini memang semakin sedikit dominasinya dibanding dengan kendaraan automatic atau matik.
Namun di sisi lain, jenis transmisi manual masih digunakan secara luas dan diandalkan.
BACA JUGA: Begini Cara Cek Oli Transmisi Mobil Matik, Mudah Kok
Karena itu, para pengguna mobil jangan mengabaikan untuk mengganti oli transmisi secara rutin.
Hal itu demi menghindari masalah kinerja pada sistem perpindahan gigi.
BACA JUGA: Suzuki Merilis Oli Transmisi Ecstar untuk Ertiga, SX-4, dan Carry
"Anjuran demikian sebenarnya dapat dilihat langsung dari buku panduan pemilik. Umumnya, mobil manual disarankan mengganti oli transmisi setiap 40.000 km," kata Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL), Brahma Putra Mahayana dalam keterangan resminya Senin.
Penggantian oli transmisi secara rutin dikatakan bisa memberikan dampak yang baik terhadap komponen transmisi.
BACA JUGA: STP Rilis 2 Varian Baru Oli Transmisi Mobil Modern
Sebab, oli transmisi sendiri memiliki fungsi untuk menjaga komponen di dalamnya tetap ideal.
Untuk kendaraan dengan penggunaan yang rutin dengan jarak tempuh jauh, dia menyarankan untuk melakukan pergantian oli transmisi mobil manual sebaiknya dipercepat. Bisa 20.000 km atau 25.000 km.
Jika memang tidak diganti secara rutin, masalah yang timbul bisa saja terjadi seperti perpindahan gigi terasa keras dan akan terasa susah untuk diganti.
"Ada dua kemungkinan masalah, pertama bisa jadi kampas koplingnya sudah tipis. Sementara kedua, dikarenakan kondisi oli transmisi manual sudah jelek," ucap dia.
Untuk mengetahui kapan harus mengganti oli transmisi, pemilik kendaraan juga bisa mengeceknya melalui dipstick.
Begitu juga ketika mendengar suara dengung yang muncul dari bagian bawah mobil.
"Suara itu biasanya terjadi karena adanya kontak antar gir, tanda kalau kualitas oli transmisi sudah menurun. Begitu pula saat muncul getaran saat mobil sedang idle. Segera cek kondisi oli transmisinya," kata dia. (Antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tips Merawat Cat Mobil Agar Tidak Mudah Kusam, Mudah Kok
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian