jpnn.com - Anemia merupakan terdapatnya jumlah sel darah merah di bawah nilai normal pada tubuh seseorang. Gejala anemia dapat dialami oleh setiap orang dengan jumlah nilai normal sel darah merah bergantung dari berbagai faktor, di antaranya jenis kelamin dan usia.
Penyebab anemia dan bahayanya
BACA JUGA: 6 Makanan Pencegah Anemia
Anemia juga dapat terjadi akibat rendahnya kadar hemoglobin yang terdapat di dalam darah. Hemoglobin merupakan suatu protein yang berguna untuk memasok oksigen ke seluruh tubuh serta membawa karbon dioksida dari seluruh tubuh.
Gejala anemia dapat bervariasi, dari yang ringan hingga berat dan mengancam nyawa. Selain itu, anemia juga dapat menyebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
BACA JUGA: Hindari Anemia dengan 6 Makanan Kaya Zat Besi Ini
Secara umum, anemia dapat menyebabkan penurunan jumlah oksigen yang disuplai ke jaringan-jaringan tubuh, sehingga menyebabkan kelemahan, pusing, tangan dan kaki yang dingin, keram, serta sesak napas. Kondisi ini dapat ditangani dengan mengetahui penyebab yang mendasarinya terlebih dahulu.
Apabila tidak diobati dalam jangka waktu yang lama, dapat terjadi kekurangan oksigen, sehingga terjadi kerusakan pada otak, jantung, dan organ-organ lainnya. Pada kondisi kekurangan oksigen tersebut, jantung akan bekerja lebih keras untuk menghantarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Kerja jantung yang lebih intens dapat menyebabkan gejala tambahan lain pada jantung seperti sesak napas, nyeri dada, rendahnya tekanan darah, dan gangguan irama jantung.
Penyebab utama dari anemia dibagi menjadi tiga. Pertama, tidak cukupnya atau ada kesalahan dalam produksi sel darah merah. Kedua, tingginya tingkat penghancuran sel darah merah, dan yang serta jumlah perdarahan yang banyak. Semua kondisi ini menyebabkan rendahnya jumlah sel darah merah atau hemoglobin dalam darah.
Kekurangan sel darah merah dapat disebabkan oleh banyak hal. Anemia defisiensi besi termasuk ke dalam kategori ini. Karena produksi sel darah merah membutuhkan banyak komponen, salah satunya adalah zat besi.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan penurunan produksi sel darah merah yang juga dapat terjadi mulai dari bayi hingga orang tua.
Kekurangan zat besi tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi atau terdapatnya gangguan penyerapan pada saluran pencernaan, sehingga penyerapan zat besi dalam usus menjadi tidak maksimal.
Gangguan penyerapan dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit pada usus, riwayat operasi bypass lambung, serta bahan-bahan yang mencegah penyerapan mineral, misalnya makanan tinggi kalsium, susu, teh, kopi, dan antasid.
Selain mineral seperti besi, kekurangan vitamin tertentu misalnya asam folat atau vitamin B12 dapat menyebabkan anemia. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi bahan makanan sumber yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang cukup.
Penyakit yang dapat memicu anemia
Selain disebabkan oleh faktor di atas, kekurangan produksi sel darah merah juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik atau yang biasa disebut anemia penyakit kronik. Contohnya kanker, inflammatory bowel disease, penyakit ginjal, atau atritis rematoid.
Penyakit-penyakit ini mengganggu proses penyimpanan dan penggunaan zat besi dalam tubuh, sehingga akan mengurangi kadar zat besi untuk proses pembuatan sel darah merah.
Tingginya tingkat penghancuran sel darah merah biasanya disebabkan oleh penyakit keturunan atau genetik. Penyakit anemia bulan sabit, talasemia, serta kondisi kekurangan enzim-enzim tertentu dalam tubuh merupakan contoh penyebabnya.
Penyakit lain yang dapat menyebabkan hancurnya sel darah merah atau yang biasa dikenal dengan anemia hemolitik adalah penyakit autoimun, infeksi, tumor, leukemia, atau limfoma.
Anemia merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan penurunan jumlah sel darah merah atau hemoglobin. Tanda dan gejala anemia biasanya berhubungan dengan kekurangan oksigen. Jika Anda mengalami hal-hal di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya mendapat penanganan yang tepat.(NP/RH/klikdokter)
Redaktur & Reporter : Yessy