Jangan Percaya Video Biksu Ini

Kamis, 14 September 2017 – 19:11 WIB
Video biksu yang menjadi viral. Foto: Dailymail.com

jpnn.com, THAILAND - Video keributan yang melibatkan seorang pria berpakaian biksu belakangan ramai tersebar.

Video itu makin menarik perhatian karena dikaitkan dengan tragedi kemanusiaan di Rohingya.

BACA JUGA: Tiongkok Dukung Aksi Militer Myanmar di Rakhine

Padahal, keributan tersebut tidak terjadi di Myanmar, tapi di Thailand.

"Kebrutalan biksu Myanmar berani memukul wanita dibalas bogem mentah," begitu kicau akun Twitter KamiMenyaksikan (@bukan_pemimpin9).

BACA JUGA: Achai, Bali Jadi Destinasi Terfavorit Honeymooners India

Video itu di-posting pada 11 September 2017. Hingga kemarin (13/9), tweet itu sudah dibagikan ulang (retweet) hingga 215 kali.

Ternyata, video yang sama juga banyak tersebar di YouTube.

BACA JUGA: Malaysia Sambut Baik Kerja Sama Perlindungan Pekerja Migran

Lalu, dibagikan ulang oleh akun-akun Facebook dan sudah ditonton ribuan netizen.

Padahal, deskripsi video itu keliru. Kejadiannya memang ada, tapi di Thailand. Kejadian tersebut pernah diangkat oleh portal berita Dailymail dan Mirror.

Menurut berita Dailymail dan Mirror, kejadian tersebut bermula dari cekcok antara seorang perempuan dan biksu.

Si perempuan menuduh biksu meludah di dalam sebuah van yang membawa mereka ke Provinsi Roi Et di Thailand.

Si biksu merasa tidak meludah hingga akhirnya cekcok. Dalam video tersebut, memang terlihat biksu terlebih dulu menyerang secara fisik seorang perempuan.

Lalu, seorang laki-laki yang disebut sopir van sekaligus suami si perempuan membalas dengan memukuli si biksu.

Menurut laporan yang didapat Dailymail dan Mirror, perusahaan van akhirnya memberikan sanksi kepada si driver laki-laki.

Dari pencarian lewat search engine, tidak ada portal berita mainstream yang menyebutkan bahwa kejadian itu berlokasi di Myanmar.

Hoax soal Rohingya yang tersebar di media sosial memang tidak hanya berupa foto-foto palsu. Tetapi, kini juga mulai banyak yang berbentuk video.

Sama seperti hoax berupa foto, hoax video juga kebanyakan memanfaatkan kejadian di luar Myanmar, lalu dikaitkan dengan Rohingya.

Selain biksu yang terlibat keributan, ada video yang menggambarkan badai di sebuah pantai.

Video tersebut disebarkan sebagai kejadian di Myanmar, dilengkapi narasi bahwa Myanmar menjadi kota terkutuk karena perbuatannya.

Namun, lokasi kejadian dalam video yang disebarkan itu bukan di Myanmar.

Kejadian tersebut merupakan badai di Rusia. Anda bisa membuktikan dengan menelusurinya di YouTube.

Coba ketik hurricane Russia. Pasti Anda menemukan video yang sama.

Lengkap dengan narasi berbahasa Rusia. Kejadian itu berlangsung pada 12 Juli 2014.

Di Facebook, salah satu penyebar video palsu tentang badai di Myanmar itu adalah fanspage abal-abal yang mengatasnamakan Ustad Arifin Ilham.

Celakanya, Arifin Ilham palsu itu sudah lebih dahulu memakai username yang terdapat kata official (@ust.arifinilham.official). Jadi, orang yang tidak paham akun tersebut akan mengira asli.

Beruntung, fanspage Arifin Ilham yang asli sudah berhasil mendapatkan verifikasi dari Facebook.

Itu ditandai dengan adanya tanda centang biru. Akun asli Arifin Ilham adalah KH Muhammad Arifin Ilham. Username-nya @kh.muhammad.arifin.ilham.

Wartawan Jawa Pos yang saat ini berada di Sittwe (ibu kota negara bagian Rakhine), Myanmar, Dhimas Ginanjar melaporkan, hoax-hoax soal Rohingya sangat mengganggu masyarakat setempat.

"Ada beberapa media yang liputannya tendensius. Memojokkan kami," terang Myo Thant Tunt, penerjemah yang bersama Jawa Pos ke Sittwe. Padahal, media-media itu tidak melakukan liputan langsung sebagaimana yang dilaksanakan Jawa Pos. (gun/dim/c6/fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Halimah Pilih Apartemen Pink Ini ketimbang Istana Presiden


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler