jpnn.com, BANDUNG - Pertandingan babak semifinal dan final Liga 2 yang akan diselenggarakan di Bandung, 25 dan 28 November nanti.
Sebagai operator, PT LIB (Liga Indonesia Baru) tidak hanya bertanggung jawab untuk menggelar pertandingan, namun juga harus ikut menjaga stabilitas keamanan di Kota Kembang -- julukan Bandung.
BACA JUGA: Pentolan Bonek Yakin Persebaya Lolos ke Liga 1
Nah, sadar dengan adanya kewajiban tersebut, pihak operator langsung melakukan konsolidasi dan kordinasi lengkap dengan semua stakeholder para kontestan semifinal.
COO (Chief Operating Oficer) PT LIB, Tigorshalom Boboy mengungkapkan bahwa, mereka perlu melibatkan tim peserta untuk membicarakan masalah keamanan tersebut.
BACA JUGA: Manajer PSPS Sebut Wasit Jaman Old dan Jaman Now Sama Saja
"Karena tanggung jawab kemanan di Bandung harus menjadi kewajiban bersama. Toh, mendapat izin bermain di Bandung ini saja, sulitnya minta ampun," kata Tigor.
"Jadi, kami sarankan kepada suporter dan juga para petinggi dari klub agar sama-sama bisa menjaga keamanan selama babak semifinal dan final berlansung," harapnya.
BACA JUGA: Ketemu PSIS di Semifinal, Kapten PSMS: Ini Laga Paling Seru
Tigor menambahkan, mereka juga sudah menyediakan beberapa titik lokasi di sekitar Stadion Gelora Bandung Lautan Api sebagai titik kumpul para suporter yang datang dengan jumlah yang banyak.
"Tapi, dengan memfasilitasi semua itu dan masih ada kericuhan melibatkan suporter di Bandung, maka bisa jadi pertandingan semifinal dan final kami gelar tanpa penonton," kata Tigor.
Agar sanksi tanpa penonton itu benar-benar tidak diterapkan, Tigor berharap para pentolan suporter dari tim peserta bisa ikut menjaga ketertiban anggotanya.
"Karena yang kami khawatirkan adalah suporter siluman yang masih berkeliaran dan mencoba memanfaatkan situasi babak semifinal dan final ini," sesal Tigor.
Manajer Persebaya, Chairul Basalamah mengaku bahwa mereka sudah intens melakukan kordinasi dengan operator dan beberapa pentolan bonek.
"Dan semua sudah sepakat untuk tidak bertanggung jawab kepada para oknum yang berbuat onar. Jadi, kalau ada keributan, itu adalah kriminal murni dan polisi bisa melakukan penahanan," ucap Basalamah.
Basalamah bahkan membenarkan bahwa, ada sejumlah bonek jadi-jadian yang masih berkeliaran di Kota Bandung. Dia bahkan sempat dipalak oleh beberapa di antara mereka.
"Saya pastikan mereka bukan bonek. Tapi anak anak punk yang sengaja memakai baju bonek. Karena selain mereka tidak mengenal saya, mereka juga tidak mengenal pemain," beber dia.
Toh, sebagai bentuk keseriusan mereka menangani bonek selama di Bandung, Basalamah menyebutkan bahwa mereka sudah membentuk departemen khusus untuk menangani suporter, yaitu Departemen Fans Relation.
"Saya pikir, kalau dibandingkan tim lain, mungkin Persebaya yang paling serius soal penanganan suporter," tegasnya.
Dalam perkembangan yang sama, Budi Bram, panitia pelaksana (Panpel) pertandingan Persib Bandung, juga mengakui bahwa mereka sudah melakukan kordinasi dengan operartor untuk memastikan dua babak krusial kompetisi kasta kedua tanah air itu berjalan lancar. "Semua sudah siap untuk digelar," jawab Bram singkat terkait persiapan babak semifinal dan final nanti.
Rudi Boseng, salah satu pentolan Bobotoh, sebutan suporter Persib Bandung, mengungkapkan bahwa, dia dan beberapa rekannya juga sudah bekerja maksimal untuk menguatkan semua simpul suporter di Bandung.
"Kami sudah komitmen untuk bekerja sama dengan bonek menjaga kemanan di Bandung, juga untuk mendukung Persebaya di tribun," ucapnya. (ben)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Babak Semifinal dan Final Liga 2 Digelar di Bandung
Redaktur & Reporter : Soetomo