JAKARTA--Gebrakan Walikota Solo Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi mengganti mobil dinasnya dengan mobil buat siswa SMK menjadi perhatian publik. Banyak yang bersimpati dan memberi apresiasi atas langkah Jokowi yang menghargai karya anak bangsa tersebut. Kabar hujan simpati tersebut rupanya merembet hingga ke Jakarta. Para politisi dan petinggi negara ramai-ramai memuji dan memesan mobil berkapasitas 1500 cc tersebut.
Sejumlah politisi diketahui memesan mobil tersebut dengan berbagai alasan. Misalnya Ketua DPR Marzuki Alie, angota DPR Roy Suryo, Megawati Soekarnoputri, politisi PDIP Tjahjo Kumolo, Sekretaris Fraksi PPP DPR RI, Arwani Thomafi, dan masih banyak lagi.
Fenomena ramai-ramai memesan mobil esemka tersebut ditanggapi beragam oleh berbagai kalangan. Ada yang menganggap sebagai bentuk kelatahan dan pencitraan belaka. Namun, ada juga yang menganggap fenomena tersebut sebagai bentuk potensi bisnis untuk mengangkat mobil local tersebut sebagai modal untuk membangun mobil nasional.
Kepada wartawan di Jakarta, Wakil Ketua DPR Anis Matta meminta para politisi jangan latah ikut-ikutan memesan mobil Kiat Esemka untuk mobil dinas. Menurut dia, penggunaan mobil dinas sudah ada aturan tersendiri.
"Tidak perlu latah seperti itu. Kalau untuk mobil dinas kan sudah ada aturan protokolernya. Tidak perlu lah kita gaya-gayaan. Kalau kita beli untuk kebutuhan rumah tangga kan bisa," kata Anis Matta (4/1).
Menurutnya, banyak cara untuk mengapresiasi mobil tersebut dengan tidak mengikuti arus politik pencitraan. Latah memesan mobil esemka supaya dianggap menghargai produk lokal.
Menurut Anis, cara mengapresiasi mobil karya kerja siswa SMK di Solo, Jawa Tengah, itu jangan berhenti sebatas pada penggunaan untuk mobil dinas. ”Perlu diproduksi massal agar dapat digunakan rakyat menengah ke bawah,” katanya.
Namun demikian, Anis Matta menyatakan keberhasilan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam merakit mobil ini perlu diapresiasi. Bahkan, tambah dia, DPR harus mempelajari produk itu lebih jauh.
Sementara itu, menurut Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Komaruddin Hidayat, gebrakan Jokowi sebenarnya menjadi kritikan pedas terhadap pemerintah dan lembaga riset yang belum mampu mendorong kemandirian industri otomotif dalam negeri. "Produk mobil esemka itu menjadi tamparan keras bagi kita, ke mana saja lembaga riset yang dibiayai negara hingga triliunan rupiah? Masak kalah dengan SMK yang modalnya kecil. Kita banyak orang pintar, seharusnya sejak dulu bisa membuat mobil sendiri," kata Komaruddin, tadi malam.
Menurutnya, keterpurukan industri otomotif dalam negeri karena ada masalah di level pengambil kebijakan. Jika industri otomotif dalam negeri seperti esemka maju, katanya, maka akan ada pihak-pihak yang dirugikan. "Pasti ada yang tidak suka," tuturnya.(ind)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Urus E-KTP Tak Perlu Pulang Kampung
Redaktur : Tim Redaksi