“Sebetulnya berapapun jumlah soal yang dilihat bukan itu dari UN, variasi soal tersebut hanya untuk melihat independensi siswa dalam mengerjakan UN. Jadi saya pikir siswa harus sudah siap dengan itu, karena ini kan memang sudah diberitahukan sejak jauh-jauh hari,” paparnya yang ditemui usai pelaksanaan seminar di Gedung Balai Pertemuan UPI, Jalan Setiabudhi, kemarin(11/3).
Dijelaskannya siswa seharusnya tidak terkena psikologisnya dengan varian soal hingga 20, pasalnya itu hanya menjadi system control dalam pelaksanaan UN saja.
“Jadi siswa tidak perlu memikirkan itu justru fokus saja dengan soal yang dia akan kerjakan. Karena itu merupakan bagian dari mesiapan. Mau dari sudut manapun diubah maka itu tetap evaluasi,” katanya.
Sementara itu prihal tingkat kesukaran ia yakin pemerintah sudah membuat soal tersebut sesuai dengan tingkat kesukarannya, “Jadi pastinya setara baik dari materi ataupun tingkat kesukaraknnya. Yang penting bagaimana siswa itu siap menghadi evaluasi tersebut,” ujar guru besar Bimbingan Konseling tersebut.
Sunaryo sendiri tahun ini mengaku jika UPI masih dilibatkan dalam pengawasan pelaksanaan UN tingkat SMA. “Kami masih dilibatkan untuk mengawasi UN tingkat SMA di Jawa Barat. Untuk itu kami pun tetap akan menggandengn kampus lain dalam melaksanakan pengawasan tersebut,” jelasnya.
Mengenai pendaftaraan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri, dikatakan Naryo pendaftar ke UPI saat ini sudah mencapai angka 35 ribu siswa.
“Jadi meningkat dari tahun lalu pendaftaranya, beberapa prodi yang diminati memang beragam, seperti pendidikan Matematika, Bahasa Inggris, BK, bahkan pendidikan Sunda pun cukup diminati saat ini,” ungkapnya.
Namun memang dari jumlah tersebut ia mengatakan hanya 3 atau empat persen saja rasio yang akan masuk ke UPI, “Sisanya bisa menggunakan jalur selain jalur pendaftaran ini, bisa melalui seleksi berbayar ataupun seleksi masuk UPI mandiri,” katanya.(tie)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bunga Dana Abadi Pendidikan Mulai Dikucurkan
Redaktur : Tim Redaksi