jpnn.com, JAKARTA - Pendakwah Habib Rifky Alaydrus berpesan kepada seluruh umat muslim untuk tidak meninggalkan amalan ini di bulan Rajab.
Dewan Guru Jalsah Itsnain Majelis Rasulullah yang bermarkas di Kuningan, Jawa Barat itu menyampaikan amalan tersebut adalah puasa sunah.
BACA JUGA: Bulan yang Dimuliakan Telah Datang, Berikut Niat Puasa Rajab
"Nabi Muhammad mengatakan dalam satu hadisnya, barang siapa yang memuliakan bulan Rajab dengan berpuasa satu hari, maka sampai di alam kuburnya tidak akan mendapatkan siksaan sampai yaumulkiamah," kata Habib Rifky melalui kanal @Habib Rifky Alaydrus di YouTube yang dikutip Senin (23/1).
Karena itu, dia berpesan kepada umat muslim yang punya kesempatan umur di salah satu bulan yang dimuliakan ini untuk tidak meninggalkan amalan tersebut.
BACA JUGA: Keutamaan Puasa Rajab, MasyaAllah
"Minta kepada Allah, melalui berkah puasa (Rajab) ini, dibersihkan hati kita, Allah bersihkan jasad dan rohani kita," pesannya.
Ulama terkenal di Cirebon, Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya juga menganjurkan untuk melaksanakan puasa sunah di bulan Rajab.
Dia menegaskan menegaskan puasa sunah di bulan Rajab bukan bidah.
Bidah adalah perbuatan atau cara yang tidak pernah dikatakan atau dicontohkan Rasulullah atau sahabatnya, kemudian dilakukan seolah-olah menjadi ajaran Islam.
Penegasan puasa sunah bukan bidah dijelaskan Buya Yahya, yakni pertama karena Rasulullah pernah mengerjakan puasa setiap hari selama bulan Rajab, meski di tahun lainnya Nabi Muhammad hanya berpuasa beberapa hari saja.
Kedua, tidak ada larangan berpuasa di bulan ketujuh dalam kalender Islam.
"Yang jelas puasa Rajab bukan bidah," tegas Buya Yahya.
Meski demikian, kata Buya Yahya seperti disampaikan Imam Suyuti, ada riwayat-riwayat hadis yang palsu tentang puasa Rajab dan termasuk bidah.
"Hadis palsu tentang Rajab adalah hadis yang menyebut pahala puasa Rajab dengan bermacam-macam. Misalnya hari pertama puasa dapat begini, hari kedua dapat begini," terangnya. (mar1/jpnn)
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi