Jargon Akhiri Polarisasi Golkar Cs Efektif Memikat Pemilih Pemula

Rabu, 18 Mei 2022 – 19:21 WIB
Ilustrasi - Kiri ke kanan: Ketua Umum PPP Suharso Manoarfa, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Foto: Istimewa for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Wasisto Rahardjo menilai misi mengakhiri polarisasi dan politik identitas yang diusung Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) besutan Golkar, PPP dan PAN akan sangat efektif dalam menggaet pemilih pemula.

Namun, koalisi itu perlu menambah kekuatannya dengan menggaet partai berbasis nasionalis religius.

BACA JUGA: Koalisi Golkar, PAN, PPP Bukan Hanya untuk Ganjar, 3 Sosok Ini Juga Berpeluang kok

“Saya pikir untuk segmen tertentu misalnya kelompok pemilih mengambang maupun pemilih pemula, itu masih efektif,” ujar peneliti LIPI itu saat dihubungi, Rabu (18/5).

Menurutnya, koalisi tersebut membutuhkan tambahan partai, sehingga basis massanya seimbang antara nasionalis dan religius.

BACA JUGA: Koalisi Indonesia Bersatu Buka Peluang Partai Lain Bergabung

Dengan begitu, KIB dapat benar-benar meredam polarisasi di masyarakat.

“Ada baiknya partai-partai yang direkrut adalah yang kuat secara basis massa baik nasionalis maupun religius,” ujar dia.

BACA JUGA: Drajad Wibowo: Koalisi Indonesia Bersatu Perkuat Posisi Politik PAN, Golkar, dan PPP

Partai Golkar PAN dan PPP sepakat untuk menjalin koalisi pada pemilu 2024. Mereka pun menamakannya sebagai Koalisi Indonesia Bersatu. Kerja sama tiga partai ini dimulai pada Selasa (12/5) kemarin malam.

"Komitmen kerjasama 3 partai politik, yaitu Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dalam pertemuan tanggal 12 Mei 2022, merupakan langkah awal bagi terbangunnya koalisi bersama partai politik menjelang pemilu 2024," Kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily, Jumat (15/3).

Ace menyebut, meski pemilu tahun 2024 masih dua tahun lagi, komitmen kerjasama ketiga partai politik ini mengisyaratkan adanya keseriusan untuk membangun platform, gagasan dan ide. Selain itu, disepakati bersama dalam perjuangan melanjutkan pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

"Ketiga partai politik telah memiliki pengalaman dalam pemerintah dan dalam dinamika politik bangsa. Dengan visi partai yang dimilikinya dan berbagai pengalaman politik, kesemuanya bersepakat untuk menyatukan diri membangun koalisi yang disebut Koalisi Indonesia Bersatu," jelas Ace.

Menurutnya, dua Pilpres terakhir menyisakan trauma mendalam karena menimbulkan pembelahan sosial dan polarisasi yang tidak kunjung sembuh meskipun pemilu sudah usai. Kata dia, semaraknya politik identitas mewarnai lanskap politik Indonesia.

"Pembelahan sosial ini seperti sulit dijembatani karena dua kutub yang esktrem terus terlibat pertengkaran dan saling caci maki hingga saat ini. Pertengkaran yang tidak ada sumbangsih apa pun untuk kemajuan bangsa," tuturnya.

Maka, lanjut Ace, tiga partai ini sepakat bahwa dalam Pemilu 2024 nanti tidak boleh mengalami atau terjebak pada hal yang sama. Koalisi Indonesia Bersatu ingin pemilu menjadi ajang kontestasi ide, gagasan, track record, dan prestasi. Selain itu, kesempatan untuk saling membuktikan diri mana yang terbaik di antara para peserta kontestasi.

Menurutnya, tujuan utama koalisi ini menjadikan Indonesia yang lebih makmur, lebih kaya, dan maju di masa depan. Jika ada persaingan, maka bentuknya harus friendly competition atau persaingan yang akan segera usai setelah pemilu usai. Sebab, bangsa butuh bersatu agar bisa bersama-sama membangun Indonesia.

"Untuk itu kami namakan koalisi ini sebagai Koalisi Indonesia Bersatu. Karena kalau mau membangun, mau maju, mau makmur, tidak akan bisa diperoleh secara maksimal kalau kita tidak kembali bersatu," jelas Ace. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler