jpnn.com, JAKARTA - PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) telah membayar klaim Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) sebesar Rp 10,9 miliar dengan total lahan yang diklaim seluas 1.824,49 hektare pada semester pertama 2019.
Head of Commercial Group Head Asuransi Pertanian, Mikro & Program Pemerintah Jasindo M. Iqbal mengatakan, klaim yang dibayarkan tersebut dikarenakan gagal panen akibat kekeringan.
BACA JUGA: Ekspor Serbuk Tongkol Jagung Lombok Timur Tembus Pasar Korea Selatan
"Penyebabnya terutama karena kekeringan. Ada di daerah Jawa Tengah dan di Jawa Timur," ujar Iqbal, Senin (5/8).
BACA JUGA: Produksi Telur dan Ayam Surplus, Kementan Dorong Peningkatan Ekspor
BACA JUGA: Pisang Indonesia Masuk Pasar Malaysia
Sebagai catatan, program AUTP ini hanya mewajibkan petani membayar Rp 36.000 per hektare per musim tanam, sedangkan sisanya atau sebesar Rp 144.000 ditanggung oleh pemerintah.
Bila terjadi gagal panen akibat hama, kekeringan, dan banjir, petani bisa mendapatkan ganti rugi sebesar Rp 6 juta per hektare.
BACA JUGA: Produksi Telur dan Ayam Surplus, Kementan Dorong Peningkatan Ekspor
Iqbal menambahkan, Jasindo pun akan membayar ganti rugi sebesar Rp 6 juta per hektare bila gagal panen mencapai 75 persen dari lahan yang diasuransikan.
Sementara itu, berdasarkan pemberitaan Kontan sebelumnya, hingga awal Juli, terdapat 102.746 hektare lahan padi yang mengalami kekeringan dan di antaranya terdapat 9.358 hektare yang mengalami puso atau gagal panen.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kemtan Sarwo Edhy pun menerangkan, meski lahan yang mendapatkan klaim AUTP masih lebih sedikit dibandingkan yang terkena puso.
Dia mengatakan hal tersebut bisa jadi disebabkan beberapa hal. Pertama, tidak semua petani yang mengikuti program AUTP mengalami puso, sehingga tidak mengajukan klaim.
Selain itu, dia memperkirakan masih ada petani yang masih dalam proses pengajuan klaim.
"Mungkin masih dalam proses pengajuan klaim atau mungkin masih dalam proses pencairan," tutur Sarwo.
Terkait realisasi AUTP tahun ini, hingga Juli, terdapat 250.278,28 hektare yang sudah terlindungi program AUTP dari target 2019 yang seluas 1 juta hektare.
Sepanjang 2018, realisasi lahan yang ikut dalam program AUTP seluas 806.199,64 hektare dari target 1 juta hektare, di mana terdapat 12.194,29 hektare yang diklaim karena gagal panen.
Iqbal menjelaskan, gagal panen tersebut terjadi karena kekeringan, banjir, dan gangguan penyakit. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menjelang Iduladha, Kementan Pastikan Kebutuhan Hewan Kurban Cukup
Redaktur : Tim Redaksi