Jatah Mahasiswa Miskin Harus Sampai ke Fakultas Favorit

Rabu, 12 Desember 2012 – 04:13 WIB
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menilai pengalokasikan kursi mahasiswa baru untuk keluarga miskin belum merata. Pasalnya, alokasi itu masih menumpuk untuk fakultas-fakultas "kelas dua" yang sepi peminatanya dan berbiaya murah.
 
Seruan untuk meratakan alokasi kursi untuk mahasiswa miskin ini dipaparkan oleh Mendikbud Mohammad Nuh di hadapan sejumlah rektor perguruan tinggi negeri (PTN) di Jakarta Senin malam lalu (10/12). "Kami meminta alokasi 20 persen untuk mahasiswa miskin ini dibagi secara merata," ujar menteri asal Surabaya itu.
 
Nuh mengatakan, kursi untuk mahasiswa miskin harus juga dibagi untuk fakultas-fakultas yang selama ini terkenal ramai peminatnya dan mahal biaya kuliahnya.

Seperti fakultas kedokteran (FK) dan fakultas ekonomi (FK). Pengalokasian yang merujuk pada Undang-Undang Pendidikan Tinggi (UU Dikti) itu jangan hanya disebar di fakultas-fakultas yang sepi peminatnya.
 
Mantan rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) itu mencontohkan, misalnya di salah satu PTN kuota untuk mahasiswa baru FK sebesar 100 kursi. Maka langsung saja dipotong 20 kursi untuk mahasiswa miskin.

"Sudahlah 20 kursi itu jangan diotak-atik. Nanti kampusnya bisa kualat karena itu jatah orang miskin," katanya. Begitu juga untuk jurusan akuntansi yang terkenal ramai peminatnya.
 
Jika anjuran ini dijalankan setiap PTN, maka Kemendikbud menilai pengalokasikan 20 persen untuk mahasiswa dari keluarga miskin benar-benar dijalankan. Sebaliknya jika pengalokasikan itu hanya menumpuk untuk fakultas atau prodi yang sepi peminatnya dan tergolong berbiaya murah, sama saja akses kulah masih belum terbuka lebar.
 
Instruksi untuk menyebar kursi untuk mahasiswa miskin ini mendesak untuk dijalankan. Apalagi masa penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2013-2014 segera dijalankan.
 
Selain mengingatkan soal pemerataan kuota kursi mahasiswa miskin, Nuh juga meminta setiap PTN mempercepat penyerapan anggaran. Nuh mengatakan jika porsi anggaran yang dikelola Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud sekitar 30 - 40 persen anggaran Kemendikbud. "Jadi kalau serapan di Dikti lancar, semuanya jablas," ujarnya.
 
Nuh meminta jika ada agenda-agenda fisik yang nominalnya kecil segera dijalankan. Apalagi jika masuk kategori boleh dikerjakan dengan cara penunjukan langsung, Nuh meminta untuk segera dijalankan. "Misalnya mengaspal jalan di dalam kampus yang hanya sekitar Rp 100 juta, segera dijalankan," pintanya. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuota SNM PTN 2013 Dipatok 150 Ribu Kursi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler