General Manager PT Pertamina Unit Pemasaran (UPms) V Jatim Afandi mengatakan, sepanjang periode Lebaran, mulai H-10 hingga H+5, konsumsi Pertamax di Jatim menunjukkan peningkatan signifikan. "Naiknya sampai 60 persen," ujarnya kepada Jawa Pos, Rabu (29/8).
Menurut Afandi, pada hari-hari biasa, konsumsi normal Pertamax di Jatim sebesar 120 ribu liter per hari. Pada periode Lebaran, konsumsinya naik hingga ke kisaran 190 ribu liter atau 190 kiloliter.
"Bahkan, pada H-2 dan H-1, konsumsi Pertamax malah melonjak lipat dua ke kisaran 240 ribu liter," katanya.
Apakah kenaikan konsumsi Pertamax di Jatim karena adanya pembatasan konsumsi BBM bersubsidi untuk kendaraan dinas pemerintah, BUMN, BUMD, dan TNI-Polri mulai 1 Agustus? Afandi mengatakan, pembatasan tersebut memang meningkatkan konsumsi Pertamax di Jaktim, namun tidak signifikan. "Kalau dari mobil dinas, itu naiknya tidak lebih dari 10 persen," ucapnya.
Afandi menyebut karakter konsumen Pertamax di Jatim cukup unik. Jika di daerah lain kebanyakan konsumen Pertamax adalah pemilik mobil, di Jatim justru sebaliknya.
"Sekitar 60 persen penjualan Pertamax di Jatim dikonsumsi oleh sepeda motor, yang mobil malah sedikit," ujarnya.
Afandi menceritakan, Pertamina Jatim pernah melakukan survey terhadap konsumen Pertamax. Kebanyakan pemilik sepeda motor yang menggunakan Pertamax lebih peduli terhadap mesin kendaraannya dibandingkan dengan pemilik mobil. "Kualitas bahan bakar Pertamax kan jelas lebih bagus dari BBM subsidi," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pemilik sepeda motor juga tidak terlalu rentan terhadap perubahan harga Pertamax karena volume pembeliannya rata-rata hanya 2 - 3 liter. Berbeda dengan pemilik mobil yang volume pembeliannya sampai 20 liter, sehingga jika harga Pertamax naik langsung terasa bedanya dengan BBM subsidi. (owi/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Sawit Terjun Bebas
Redaktur : Tim Redaksi