Jatuh Bangun Shi Yuqi Menuju Nomor Satu Dunia, Bangkit dari Sanksi

Senin, 10 Juni 2024 – 11:34 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra China, Shi Yuqi. Foto: Dhiya Muhammad El Labib/JPNN.com

jpnn.com - Shi Yuqi harus melalui beragam rintangan untuk menjadi nomor satu dunia di sektor tunggal putra.

Bintang asal China itu sebenar lagi menasbihkan diri sebagai tunggal putra nomor satu dunia.

BACA JUGA: Inilah Kalimat Pertama Jonatan Christie Setelah Tumbang di Hadapan Shi Yuqi

Hal ini tak terlepas dari penampilan apik Shi Yu Qi sepanjang 2024, termasuk menjuarai Indonesia Open.

Pebulu tangkis berusia 28 tahun itu naik podium pertama setelah di partai puncak mengalahkan wakil Denmark, Anders Antonsen.

BACA JUGA: Shi Yu Qi Juara Indonesia Open 2024, Viktor Axelsen Tergusur dari Nomor Satu Dunia?

Apabia ditotal, sepanjang 2024 Shi Yu Qi sudah merebut empat trofi, yakni India Open, French Open, Singapore Open, dan yang terakhir Indonesia Open.

Shi Yu Qi sedikit 'dimudahkan' menjadi nomor satu dunia setelah jagoan Denmark, Viktor Axelsen tak berpartisipasi di Indonesia Open 2024 karena mengalami cedera.

BACA JUGA: Mengintip Head to Head Jonatan Christie vs Shi Yuqi, Siapa Lebih Unggul?

Axelsen yang tak bermain tentu tidak mendapat tambahan poin, sedangkan Shi Yu Qi berhak meraup 12.000 poin setelah menjadi kampiun Indonesia Open 2024.

Tambahan tersebut membuat Shi Yu Qi akan mengkudeta Axelsen dari nomor satu dunia.

Saat ini, Axelsen di ranking pertama dengan 101.270 poin, sementara Shi Yu Qi mengumpulkan 98.215 poin, dengan catatan jumlah poin di Indonesia Open belum dimasukkan.

Jika poin dari Indonesa Open dimasukkan, Shi Yuqi otomatis akan menggusur Axelsen dari posisi satu dunia.

Tentu ini menjadi modal bagus bagi Shi Yu Qi untuk menghadapi Olimpiade Paris 2024.

"Saya menjadikan Indonesia Open 2024 sebagai persiapan tampil di Olimpiade Paris mendatang," ucap Shi Yuqi.

Sebelum menjadi nomor satu dunia, Shi harus menghadapi beragam rintangan, salah satunya ialah sanksi larangan bermain oleh Federasi Bulu Tangkis China (CBA) pada 2021 silam.

Sanksi tersebut dijatuhkan imbas tindakan kurang pantas dari Shi Yu Qi ketika bermain di Thomas Cup 2020.

Saat itu, China bertemu Jepang di babak semifinal, di mana Shi Yuqi dipilih untuk melawan Kento Momota.

Shi takluk pada gim pertama dengan skor 20-22. Di gim kedua, Momota makin menggila hingga akhirnya memimpin 20-5.

Dalam situasi tersebut, Shi memilih mundur dan tak melanjutkan pertandingan. Yang menjadi masalah, selepas pertandingan Shi membuat pernyataan kontroversial.

Dia mengatakan Momota belum sah menang karena skor belum mencapai 21. Hal itulah yang membuat CBA menjatuhkan sanksi kepada Shi Yu Qi dengan harapan sang pemain memperbaiki sikapnya di masa depan. 

Perlahan, Shi Yu Qi bangkit dan comeback ke dunia tepok bulu pada Oktober 2022.

Shi menjadi tunggal putra terbaik China, dan kini menyandang status nomor satu dunia.(mcr15/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler